17

922 135 33
                                    

Seungwan menatap horror kamar Mark. Disana Jisoo duduk manis dengan wajah tak bersalahnya.

"Hyunggg!!!!"

Mark meletakkan gitar akustik yang baru didapatnya diatas tempat tidur dan berlari kecil kearah Seungwan dengan senyum lebar.

"Lihat hyung!! Jisoo Noona membelikanku gitar, mikrofon dengan pop filter, dan speaker..KERENkan??? Noonaaa...jjjannggg"

Mark mengacungkan dua jempolnya kearah Jisoo yang ikut tersenyum lebar.

"Asalkan kau bisa berkarya mengembangkan bakatmu, noona akan selalu ada untukmu"

Balas Jisoo yang saat ini sibuk dengan komputer Mark.

Seungwan memijit kepalanya yang tiba-tiba terasa pusing. Ia baru saja ingin meminta bantuan Jisoo untuk membujuk Mark agar melanjutkan pendidikannya. Namun sekarang, lihat gadis itu?? Ia malah mendukung apa yang Mark mau. Jangan lupakan barang-barang elektronik baru yang berada diranjang Mark... Membayangkan harga semuanya saja sudah membuat kepala Seungwan ingin pecah.

"YAAAKKK!!!! MARKK...APA-APAAN INI??KAU MEMINTA INI SEMUA PADA JISOO?? KAU TIDAK MENGHARGAI HYUNG LAGI????"

Mark terperanjat kaget saat Seungwan marah, demi tuhan ini adalah pertama kalinya ia melihat Seungwan dipuncak amarahnya. Senyum lebarnya hilang begitu saja digantikan dengan rasa takut. Ia menundukkan kepalanya sedalam-dalamnya takut bertemu pandang dengan Hyungnya itu.

"AKU HANYA INGIN KAU BERPENDIDIKAN DAN SAMA DENGAN TEMAN-TEMANMU..AKU TIDAK MAU KAU DIREMEHKAN. KAU MEMILIKI KESEMPATAN UNTUK MENJADI BESAR...AKU TIDAK MAU KAU MENJADI SEPERTI AKU... AKU TIDAK MAU KAU JADI TIDAK BERGUNA... BERMAIN-MAIN DENGAN GITAR...KAU BUKAN PENGAMEN....KAU--"

"SETIDAKNYA AKU TIDAK MENGHAMILI SESEORANG!!!!"

"MARK!!!!"

Jisoo berdiri dari duduknya ikut dalam suasana kalut Mark dan Seungwan. Ia tak percaya Mark mengeluarkan kata-kata itu pada Seungwan. Sungguh.... Ini bukanlah hal yang ia maupun kedua orang didepannya itu mau.

Seungwan terdiam saat Mark ikut berteriak padanya. Hatinya hancur.. kata-kata Mark cukup membuat Seungwan kembali menjadi kecil, jahat dan merepotkan. Sedangkan Mark masih terkejut dengan apa yang keluar dari mulutnya sendiri. Kenapa??maksudnya... Setan apa dalam tubuhnya??bagaimana bisa kata-kata itu keluar??arrrrgggghh...

"H-hyung...."

Mark berusaha mendekati Seungwan yang beberapa langkah dari dirinya. Rasa bersalah memenuhi rongga tubuhnya.. satu kali Mark melangkah maju, maka satu kali juga Seungwan mundur.

"Mianhe hyung...h-yung...-"

"Lakukan apapun yang membuatmu bahagia Mark, maaf hyung sejauh ini menasehatimu, lakukan-... Maaf..lakukan semaumu Mark...,maaf"

Berulang kali Seungwan mengucapkan maaf dengan tatapan kosong kelantai. Mark berusaha menggapai Seungwan.... Namun ditepis Seungwan pelan.. Jisoo memperhatikan Seungwan... Oh tidakkk.... Tatapan kosong Seungwan bukanlah hal yang baik. Dia belum sepenuhnya sembuh dari depresi ringan yang Jisoo prediksi.

"Wan...." Lirih Jisoo.. perlahan Seungwan meninggalkan kamar Mark. Fikirannya entah kemana.. ia hanya mengikuti langkah kakinya.

"Hyung!!!!" Mark berniat menyusul, namun secepatnya Jisoo mencegah, mereka berdua tidak dalam emosi yang baik.

"Tunggu sisini Mark, biar Noona yang menyusul Seungwan. Ingat... Tunggu disini... Mengerti"

"---tapi noona aku-"

"Jangan khawatir, tetap tenang tunggu disini... Noona harus menyusulnya"

Jisoo berlari keluar meninggalkan Mark yang kebingungan dengan situasi yang baru saja terjadi. Parahnya lagi ia adalah lakon utama yang menyebabkan kekacauan ini.

APPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang