9

1K 147 40
                                    

Seungwan memasuki apartmentnya. Ia tersenyum saat mendapati Mark sedang asik bermain dengan Woo jin. Seketika lelahnya hilang saat melihat Woo jin tertawa dengan suara khas bayinya saat Mark melakukan hal konyol dengan gerakan tangannya.

"O.. hyung, syukurlah kau pulang. Sejak tadi aku menahan panggilan alamku" Mark langsung berlari kekamar mandi, Seungwan merasa bersalah karna pulang terlalu lama hingga membuat Mark susah melakukan aktivitasnya. Namun dilain sisi, ia juga berterimakasih, Mark benar-benar menjaga Woo jin dengan baik.

"Aigooo..putra Appa sudah sebesar ini"

Seungwan menciumi pipi tembem milik Woo jin sehingga membuat bayi itu terkikik. Seungwan melakukannya berulang kali, hatinya menghangat setiap mendengar tawa putranya itu.

"Appa.AAAAA....PPPA, Woojin-ah panggil Aaaaaaa---Pppa"

Setiap hari Seungwan mengajari Woojin untuk manggilnya Appa, namun bayi 4 bulan itu lebih suka menyebut 'wawawawa'

"Papaa..papapapapa" celoteh Woojin. Seungwan tersenyum bahagia. Apakah dia salah dengar??

"Aigoo..putra tampanku,, ulangi lagi AAAAA PPA... AAAA PAAA"

Seungwan kembali mengejakan kata Appa pada Woojin, ia ingin mendengar lagi putranya itu mengikutinya memanggilnya Appa.

"Wawaaaaaawa...."

Hahahaha.. sepertinya Wawa masih menjadi kata favorit bayi itu. Seungwan gemas dengan putranya. Ia kembali menciumi pipi Woo jin. Tangan Woo jin meraih rambut Seungwan, menarik-narik rambut yang mulai memanjang itu dengan tangan mungilnya. Seungwan sangat suka saat Woojin menarik rambutnya, apalagi saat kepalanya pusing. Tarikan rambut dari woojin seperti pijatan dikepala bagi Seungwan. Maka dari itu, kadang ia sengaja menyerahkan kepalanya untuk ditarik-tarik oleh bayi tampannya.

Seungwan memberikan mainan ketangan Woo jin, membiarkan anaknya itu mengeksplorasi mainan tersebut ditangannya. Kakinya dengan lincah bergerak menandakan saraf motoriknya berkembang dengan baik. Seungwan memperhatikan wajah putranya, Woojin memiliki mata yang indah,mata itu mengingatkannya pada mata Joohyun. Mata yang membuatnya jatuh cinta berulang kali.

Seungwan mengelus rambut Woo jin yang terbilang tebal dan hitam. Tersenyum, terlepas dari apa yang membuat Woojin lahir kedunia ini, Seungwan sangat bersyukur memiliki putra kecilnya itu. Woojin memberikan kebahagiaan yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Tumbuhlah menjadi anak baik Woojin-ah, jangan seperti Appa ya. Appa akan melakukan apapun agar Woo jin tumbuh menjadi anak yang cerdas dan baik, mengerti??"

"Baik Appa.. aku akan menjadi anak yang pintar seperti Appa, baik dan tampan seperti Mark hyung" mark menjawab percakapan antara ayah dan anak itu sebagai perwakilan Woojin. Mark tertawa lebar melihat ekspresi Seungwan yang nampak bingung.

"YAAA...kenapa Woo jin memanggilmu hyung?? Kau adalah samchon Mark" ucap Seungwan, adiknya itu ada-ada saja.

"Aiishh hyung, aku masih muda. Aku tidak mau dipanggil samchon" Ucap Mark, memanyunkan bibirnya membuatnya mendapatkan lemparan mainan ikan dari Seungwan.

"Tetap saja kau samchon, bukan hyung" Seungwan menjulurkan lidahnya mengejek Mark. Ada saatnya Kedua kakak beradik akan bertingkah seperti bocah saat berdebat. Contohnya saja saat ini.

"Haaaa... Aku tetap akan meminta Woo jin manggilku Hyung.. woo jin-ahhh... Say Hyuuuuung" ucap mark berbicara pada Woo jin yang sibuk memasukkan mainan kedalam mulutnya.

"Wawawwawawa.." celoteh bayi itu tidak memperdulikan Mark yang sudah memonyongkan bibirnya demi mengeja Hyuuunnnggg.

"Tidak ada wawa woojin-ah,, yang ada hyu-"

APPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang