6

1K 145 16
                                    

Mark menatap Seungwan tak percaya. Ia masih mencerna segala penjelasan dalam keputus asaan Seungwan. Dia tidak menyangka Seungwan melakukan pemerkosaan. Iya... Menurut Mark hal yang dilakukan aadalah pemerkosaan. Dia kecewa, benar-benar kecewa.

"Mark... Maafkan hyung, hyung sudah mendapatkan semua hal pahit dari perbuatan hyung, tolong jangan tinggalkan hyung juga"

Mohon Seungwan, waja kusut nan penuh luka lebamnya menjelaskan betapa tersiksanya lelaki itu.

"Kenapa hyung seperti itu? Kau seperti bukan hyungku"

"M..mark..."

"Sudahlah hyung, aku ingin menghirup udara segar dulu. Ruangan ini terlalu sempit. Sepertinya bayimu lapar"

Mark berniat menjernihkan otaknya dulu. Ia masih mendengar tangis bayi menggema hingga keluar ruangan. Sedari tadi bayi laki-laki yang ia ketahui keponakannya itu tak henti-hentinya menangis.

Sebelum meninggalkan ruangan itu Mark mengintip kedalam sebentar, melihat hyung kesayangannya sibuk mendiamkan bayi tersebut dengan membuka bedongnya kemudian membersihkan tubuh bayinya dengan air hangat. Mungkin bayi itu juga lelah.

Satu hal yang pasti Mark ketahui hyungnya itu menangis. Ia sesekali menggunakan lengannya untuk menghapus air matanya, sedang tangan yang lainnya sibuk mengoleskan kain yang disirami air hangat untuk mengelap tubuh simungil.

Mark benar-benar meninggalkan unit apartmentnya. Hatinya tak karuan saat ini. Beberapa kali ia mengusap wajahnya kasar.

"Permisi,apakah aku boleh bertanya?"

Seorang perempuan muda menghampiri Mark. Sepertinya ia mencari seseorang.

"Boleh" jawab Mark malas, ia benar-benar tak ingin meladani orang lain saat ini.

"Apa kau tau seseorang yang bernama Seungwan? Dia tinggal di bangunan ini"  tanya si wanita.

Mark memperhatikan wanita itu dengan seksama.

"Dia hyungku"

****************

Mereka duduk dibangku taman yang tidak jauh dari apartment Mark dan Seungwan. Syukurlah malam ini tidak terlalu dingin, Mark benci dingin. Jika kedingin ia akan memohon kepada Seungwan untuk dibuatkan coklat panas.

"Maafkan aku, tapi apakah kau hamil?"

"Kau bertanya padaku??? YAAA.. TENTU SAJA TIDAK"

Oh... Mark, bahkan wanita itu belum memperkenalkan namanya.

"Kenapa kau mencari hyungku?? Jika itu mengenai hutang, atau kau pacarnya tolong jangan temui hyungku dulu, dia sedang terpukul karena kebodohannya sendiri. Sebagai gantinya kau boleh mengatakannya padaku"

Jelas Mark, ia tidak menatap wanita itu. Yang jelas wanita disampingnya itu hanya melongo. Penjelasan remaja laki-laki itu terlalu tiba-tiba.

"Heyy... Berhenti bicara, beri aku kesempatan juga. Baiklah,, perkenalkan namaku Jisoo, Kim Jisoo"

Jisoo, wanita itu adalah Jisoo. Ia tiba-tiba merasa khawatir terhadap Seungwan. Karena itu ia mencari alamat Seungwan. Ya... Jisoo mendapatkan informasi bahwa keluarga Joohyun akan membuang bayi yang dilahirkan anaknya sendiri.
"Kau pacar hyung?"

"Bukan, aku temannya dikampus" jawab Jisoo, Mark hanya mengangguk. Jisoo memperhatikan Mark, sepertinya ia juga sedang tidak baik-baik saja.

"Jadi kau adik Seungwan, namamu Mark kan??"
Jisoo memperlihatkan senyumnya, ia ingin mencairkan suasana. Atau setidaknya ia ingin meyakinkan Mark bahwa semuanya akan baik-baik saja.

APPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang