15

1K 134 37
                                    

Joohyun tersenyum lebar saat melihat Seungwan menggendong Woojin dari kejauhan. Mereka janjian menghabiskan hari ini di Lotte World. Mereka sengaja memilih sedikit lebih sore kesalah satu taman hiburan terbesat didunia itu karena cuaca tidak terlalu panas dan Woojin baru jalan 2 tahun, jadi mereka memutuskan untuk berjalan-jalan santai dan menikmati beberapa permainan saja disana.

"Maaf, membuatmu menunggu lama" senyum Seungwan. Lelaki itu nampak rapi dengan potongan rambut baru, maklum kemarin dia biarkan panjang.

"Aku tidak keberatan menjemputmu tadi, tapi kau malah memilih naik bis..kasian kan Woojin harus panas-panas" Joohyun memanyunkan bibirnya, membuka topi Woojin kemudian melap keringat dikepala buah hatinya itu dengan lembut.

"Maaf... Aku takut kau akan menunggu lama tadi"  Seungwan ikut meyisir rambut tebal Woojin dengan tangannya.

"Kau seperti seorang Appa" ucap Joohyun tersenyum, dulu sangat susah melihat Joohyun tersenyum padanya, namun sekarang Seungwan dapat melihat senyum cantik itu kapan saja, ia lega.

"Dan....kau seperti mahasiswa baru kedokteran"

'yang membuatku tak bisa tidur setelah pertemuan pertama kita' batin Seungwan.

Mendengar pujian Seungwan membuat Joohyun flashback saat mereka menjadi maba dulu. Seungwan sangat menonjol karena dosen-dosen dan senior sangat mengenalnya karena kepintarannya. Joohyun tidak munafik, ia pernah mencuri-curi pandang kepada sipencuri perhatian itu dulu. Tapi itu tak berlangsung lama, saat Bogum  pria tampan yang gentleman mengusiknya dengan berbagai kata cinta hingga ia luluh juga.

"Dan lihaaatttttt..  my baby boyyyyy..  kau sangat tampan, omooo...kau sangat berat..." Joohyun mengambil alih Woojin dari gendongan Seungwan.

"Putra eomma sudah sebesar ini... Lihattttt kau punya mata eomma... Ohh... Rambutmu lebat seperti Appamu"

Joohyun dengan riang menggendong Woojin, seperti pusat kebahagiaannya berada pada anaknya itu. Dulu ia takut memilikinya... Namun entah kenapa, rindu-rindu pada bayi yang ia biarkan bersama Appanya itu kian memenjaranya sehingga meruntuhkan keinginan untuk bahagia sendiri. Rasa cintanya sudah besar pada Woojin, bahkan sebelum ia dilahirkan.

Ikatan bathin seorang ibu dan anak tidak pernah salahkan, lihat saja Woojin dengan suka rela memeluk leher Joohyun dan tertawa keras saat Joohyun menyapukan hidung mancungnya kehidung Woojin.

Joohyun mendongok menatap Seungwan yang tersenyum lebar melihat interaksi mereka berdua. Tangan Joohyun terangkat dan sedikit merusak tatanan rambut Seungwan membuat pria itu bingung.

"Jangan perlihatkan dahimu, bahaya" ucap Joohyun pelan.

"Kenapa??" Tanya Seungwan penasaran.

"Sudahlah,, pokoknya jangan perlihatkan" jawab Joohyun lagi. Bagaimana Joohyun tidak insecure, Seungwan tanpa poni sama dengan melemparkan magnet pada besi-besi kecil. Pasti ia akan menarik mata wanita yang berlalu lalang ditaman itu nantinya.

"Sini, biar aku yang gendong Woojin, pegang ini saja ya"

Seungwan mengambil Woojin dan menyerahkan tas kecil perlengkapan Woojin.

"Baiklah...Kajaaaaaa!!!" Joohyun memeluk lengan Seungwan dan menariknya memasuki tujuan mereka yang sudah didepan mata.

Sampainya ditaman, mereka menuju lantai 4 untuk menaiki balon udara, mereka beruntung tidak terlalu banyak pengunjung di wahana yang satu ini. Jadi mereka tidak terlalu lama mengantri.

Mata Woojin sudah kemana-mana  Melihat satu persatu balon udara yang terbang diatas kepalanya. Dia berceloteh menunjuk-nunjuk kearah balon besar itu. Joohyun yang awalnya takut untuk naik menjadi terhibur dengan tingkah lucu putranya.

APPATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang