Kesalahan

1.7K 69 11
                                    

Dalam bab ini, ada part untuk para kaum dewasa.
Plis bijak dalam membaca.

-----------------------------------------------------------------

"Kesalahanku hanya satu, terlalu mencintaimu"
-- Aryan --

Ryan melajukan mobilnya pelan saat memasuki jalanan Malioboro. Nada dering melantun lembut dari ponselnya, terlihat nama Vivian terpampang di layar.

[Halo, Ry. Kamu belum selesai cari jamu buat ibu?]

Belum nih, Viv. Yang di toko pertama barangnya kosong. Terus di whatsapp lagi sama temenku, disuruh coba ke toko yang 1 lagi. Ini masih perjalanan ke sana.

[Oh, ya udah deh kalau gitu. Maaf ya, Sayang, aku gak bisa ikut kamu]

Iya, gak papa. Mungkin aku agak malem juga pulangnya, soalnya ini masih muter-muter nyariin. Kamu tidur duluan aja, gak usah nungguin aku.

[Oke, Ry. Dah! Hati-hati di jalan]

Ryan menutup sambungan telepon dan meletakkan ponselnya pada phoneholder. Namun saat ia kembali menatap jalan, ada seseorang yang hendak menyeberang tepat di depan mobilnya. Sontak saja Ryan menginjak pedal rem kuat-kuat, hingga terdengar bunyi nyaring dari gesekan rem mobil Pajero milik Eyang Wiji dengan jalan beraspal.

Tangan Ryan bergetar, jantungnya seolah melompat keluar. Dia baru saja menabrak seseorang! Untuk sesaat pikirannya serasa linglung, bingung dengan apa yang akan dia lakukan. Ryan bergegas keluar dari kursi kemudi, berjalan pelan ke arah wanita yang baru saja ditabraknya, keringat dingin menyembul deras tanpa malu-malu.

"Maaf, kamu tidak apa-apa? Saya antar ke rumah sakit ya," kata Ryan khawatir, hatinya menciut mendapati wanita itu memar pada bagian kaki. Nampaknya tidak begitu parah, namun tetap saja Ryan gemetar ketakutan.

Jantung Ryan semakin memompa cepat saat tahu bahwa wanita yang baru saja ditabraknya adalah Mira. Ia bingung bagaimana bisa Mira ada di Jogja dan bertemu dengannya disaat seperti ini. Namun semua pertanyaan itu ia buang jauh tatkala melihat Mira yang meringis kesakitan. Ryan terus berusaha membujuk Mira untuk pergi ke rumah sakit, hatinya perih melihat Mira yang terus menahan sakit. Lihatlah! Bahkan meskipun kini Mira sedang cidera, ia tak menganggap Ryan ada. Begitu benci kah Mira padanya hingga tak mau menerima bantuannya.

Ryan tak punya pilihan lain selain menuruti kemauan Mira untuk kembali ke hotel. Ryan takut Mira akan melakukan hal nekat jika terus memaksa untuk membawanya ke rumah sakit.

Sampai di hotel, Ryan memapah Mira dan mengantarnya ke kamar. Mira tak bisa menolak pertolongan Ryan, kakinya terasa semakin sakit sejak dia masuk ke dalam mobil. Ada sedikit rasa penyesalan saat tadi ia menolak tawaran Ryan untuk pergi ke rumah sakit.

Begitu sampai di kamar, Ryan buru-buru mendudukkan Mira di atas tempat tidur. Dia duduk bersimpuh di lantai dan mengompres kaki Mira dengan peralatan P3K yang baru saja dia pinjam dari petugas hotel.

"Maaf, aku benar-benar minta maaf," kata Ryan sembari terus merawat luka di kaki Mira.

"Sudahlah, Mas. Aku gak papa. Aku juga kurang hati-hati waktu nyebrang," kata Mira mulai lega saat merasakan nyeri di kakinya berkurang.

Ryan mendongak, menatap wajah Mira, menatap wajah perempuan yang sampai kini masih sangat dia cintai. Mira benar-benar membuatnya jatuh cinta berkali-kali, meskipun kini sudah ada Vivian sebagai istrinya. Ryan tetap tak mampu melupakan Mira, tidak mampu mengubur dalam perasaan cintanya.

Ryan menggenggam tangan Mira, membuat tatapan mereka bertautan.

"Aku gak tahu apa Tuhan sedang mempermainkan kita. Sudah susah payah aku coba untuk bisa melupakan kamu, tapi nyatanya Tuhan mempertemukan kita lagi di sini. Inilah takdir kita, Ra. Tuhan ingin kita terus bersama," kata Ryan pilu, ia merasakan napasnya berat, menahan tangis yang kapan saja bisa keluar.

PAINFUL LOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang