Jodoh

1.4K 72 8
                                    

"Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasangan, dan aku tahu cukup kamu yang jadi pasanganku"
--Nusa--

Nusa meletakkan tangan di atas gagang pintu dan memutar knobnya, harum bunga mawar semerbak menguar saat Nusa perlahan membukakan pintu kamarnya untuk Mira. Baru beberapa langkah Mira tiba-tiba berhenti, tertegun melihat pemandangan di depannya. Kamar Nusa disulap sedemikian rupa, hamparan kelopak bunga mawar merah tersebar, beberapa lilin aromaterapi pun disebar di sekeliling ruangan. Di atas tempat tidur nampak kelopak bunga yang disusun apik berbentuk hati.

Mira menutup mulutnya yang ternganga menatap semua hal yang telah disiapkan Nusa untuknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mira menutup mulutnya yang ternganga menatap semua hal yang telah disiapkan Nusa untuknya. Ia berjalan mendekat, mengelus tepian tempat tidur yang tampak masih baru. Mira yakin Nusa telah mengganti semua perabot di kamarnya. Ingatan Mira melayang saat terakhir kali masuk ke dalam kamar Nusa, ingatan saat mereka hampir berciuman di balkon waktu ulang tahun Sheyla. Saat itu di kamar Nusa hanya ada sebatas tempat tidur dan meja kerja, kini ia menambahkan satu set sofa di sudut kamar dan mengganti tempat tidurnya menjadi lebih besar.

Rasa penat yang menusuk setiap sisi badannya selepas acara resepsi, membuat Mira ingin segera beristirahat. Tempat tidur yang terlihat empuk dan nyaman seolah melambai, menggoda Mira untuk segera membaringkan tubuh di atasnya. Mira bersyukur karena sudah selesai membersihkan diri dari semua riasan dan telah berganti pakaian santai, berharap agar bisa langsung tidur terlelap.

Belum sempat Mira naik ke tempat tidur, Nusa telah merengkuh tubuh mungilnya dari belakang. Hangat napas Nusa berembus melalui tengkuknya, membuat tubuhnya mendesir. Mira merasakan seolah ada sengatan listrik menjalar saat Nusa memeluk tubuhnya. Dia hanya terdiam kaku, perasaan canggung masih menyelimutinya. Bagaimanapun kini mereka sudah menjadi pasangan suami istri, Mira harus mulai membiasakan diri menerima pelukan, dan khususnya ciuman dari Nusa, yang hingga saat ini tak pernah mengecup bibirnya.

“Kamu suka?” tanya Nusa.

“Suka sekali, Bang. Kamu yang buat semua ini?” tanya Mira antusias.

“Iya, sendirian..”

“Sendirian? Serius? Tidak dibantu siapa-siapa?”

“Serius, Ra. Aku ingin menyiapkannya khusus untuk kamu, aku bersyukur usahaku tidak sia-sia karena kamu menyukainya.”

Nusa memutar tubuh Mira hingga mereka berdiri saling berhadapan, Mira mendongak membuat kedua netra mereka saling bersirobok.

“Aku mencintaimu, Ra,” kalimat itu meluncur indah dari bibir Nusa, mengalun di telinga Mira yang membuat dirinya kembali merasakan desiran aneh, hingga terasa perutnya kembali dipenuhi ribuan kupu-kupu yang berterbangan mengepakkan sayap.

Nusa menunduk pelan, mendekatkan wajahnya pada wajah Mira, hingga Mira mampu mencium aroma mint dari hembusan napas Nusa. Perlahan Mira menutup matanya, dan sentuhan lembut bibir Nusa terasa pada bibir merahnya. Mira menikmati setiap detik ciuman pertamanya dengan Nusa, merasakan bagaimana lembutnya ciuman Nusa, tanpa rasa paksa, tanpa rasa beban, hanya terus mengalir begitu saja.

PAINFUL LOVE [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang