Dia senang
Ketika petang menjelang
Oleh karena senja yang menghadirkan bayang
Menemaninya bersenandika di awang awang
Terkait renjana tentang sang TuanDia selalu senang
Ketika jingga pun datang
Oleh karena hening yang benderang
Mendengarkannya bercerita dengan tenang
Terkait petuah riang
Yang lagi, perihal sang TuanDia masih senang
Ketika petang menjelang
Meski senja tak menghadirkan bayang
Meski jingga tergantikan hujan
Oleh karena guruh mengajaknya bernyanyi dengan lantang
Terkait kidung yang terkenang
Yang masih perkara sang TuanDia akan selalu senang
Dengan bagaimana pun petang menyambutnya pulang
Untuk kemudian bermonolog dengan waktu
Terkait kisahnya dengan sang Tuan kala itu
Karena sesungguhnya, bukan petang yang begitu membuatnya melayang
Melainkan rencana yang telah dia kepang
Di setiap jeda yang berselang
Terkait dongengnya akan sang Tuan-Ge. Munira
(catatan sang Puan di ujung petang)
16:58/8
KAMU SEDANG MEMBACA
Buku Harian Sang Puan
ŞiirRasa yang diterjemahkan dalam aksara Catatan seorang puan yang berteman baik dengan pena dan kertas