"Menunggu yang tak pasti hanya bisa membuat hati kita lelah."
Chana sedang duduk di depan ruang dance, cewek itu sedang sibuk menelepon sahabatnya. Siapa lagi kalau bukan Dalvin.
Chana berdecak kesal. Sudah 5 kali cewek itu menelepon Dalvin, namun tak ada satupun panggilan yang dijawab oleh cowok itu. "Ini anak kemana sih? Kok ngilang kek ditelen bumi. Harusnya kalo emang ditelen bumi tuh, kabarin gue dulu. Jadi gue gak capek-capek nunggu di sini," racau Chana.
"Buset dah ... lo ngomong atau nge-rap sih? Lancar banget."
Cewek yang menyeletuk tadi bernama Tasya. Dia adalah salah satu teman yang cukup dekat dengan Chana di ekskul dance.
Celetukan itu membuat Chana menoleh. "Abisnya gue kesel sama nih anak curut, ditelponin dari tadi malah gak aktif nomornya atau jangan-jangan dia ketemu mantannya lagi? Gak puas banget, tadi pagi udah nganterin mantannya pergi ke sekolah. Eh malah ketemuan lagi sama mantannya."
Ya, seseorang yang tak sengaja ditemui oleh Dalvin tadi pagi adalah Shiren, mantannya.
Tasya duduk di samping Chana. "Hah? Anak curut? Siapa? Sejak kapan lo punya temen anak curut?"
"Ck, maksud gue tuh Dalvin. Bukan anak curut beneran elah." Chana menghela nafas berat.
Tasya menyengir, menampilkan semua gigi rapinya. Sebenarnya cewek itu sudah tau bahwa yang dimaksud Chana adalah Dalvin, karena Chana itu tak pernah pulang bersama cowok lain terkecuali Dalvin. "Santai weh, kan gue cuma becanda. Lagian ngapain juga lo ngedumelin dia kayak gitu, udah kayak pacarnya aja."
Chana mendelik kaget. "Ck apaan sih?Dia itu udah janji buat pulang bareng, wajar aja kalo gue kesel gegara dia ngilang."
Tasya hanya tersenyum miring mendengar jawaban Chana.
Tiba-tiba sebuah ide cemerlang terlintas di pikiran Chana. Cewek itu langsung menatap Tasya dengan tatapan memohon. "Gue boleh nebeng lo gak?"
Tasya mendelik. "Big no, gue mau pacaran dulu sama cowok gue. Jadi gak boleh ada yang ganggu."
Mendengar ucapan Tasya, Chana langsung mencibir. "Iya deh buat yang udah punya pacar. Apa daya gue yang sampe sekarang jomblo."
Tasya tertawa renyah sedangkan Chana hanya mengerucutkan bibirnya sebal. "Makanya suruh anak curut kesayangan lo itu, nembak lo, biar lo gak jomblo lagi."
Chana mendelik. "Gue sama dia cuma temen aja kok gak lebih."
Tasya mencebikkan bibirnya. "Halah mustahil kalo diantara kalian gak ada yang nyimpen perasaan," balas Tasya seraya melipat kedua tangannya di depan dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chan(da)
Teen Fiction"Di balik canda dan tawaku ada sebuah keseriusan yang mendalam." Chana dan Dalvin telah menjalin hubungan pertemanan sejak mereka SMP. Tidak sedikit orang yang mengira jika mereka adalah sepasang kekasih. Chana dengan senyumannya yang manis, dan Da...