9.Alergi

19 8 11
                                    

"Mengapa kamu harus bersikap manis begini, jika tak siap untuk jatuh hati?"

"Mengapa kamu harus bersikap manis begini, jika tak siap untuk jatuh hati?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chana dan Celine sedang duduk di kursi yang telah disediakan di ruang BK. Mereka berdua menundukkan kepalanya, Bu Selvi yang ada di hadapan mereka hanya menatap tajam. Bu Selvi dan mereka berdua terpisah sebuah meja.

"Saya tanya sekali lagi, yang mulai perkelahian ini siapa?" tanya Bu Selvi.

Chana dengan cekatan langsung menunjuk Celine. Begitupun, sebaliknya Celine menunjuk diri Chana.

Bu Selvi menghela nafas dengan kasar. Lagi-lagi respon seperti ini yang diberikan Chana dan Celine. Bu Selvi memijat pelipisnya.

"Sekali lagi kalian begitu, saya gak segan-segan buat skors kalian. Chana silahkan jelaskan kronologinya."

Chana mendongak, dia mulai membuka mulut. Dan menceritakan semuanya, mulai dari Celine yang sengaja membuat Chana tersandung hingga kejadian saling menjambak rambut.

"Bu, itu gak seperti yang Chana ceritakan," sangkal Celine.

Chana mendelik, mendengar penyangkalan dari Celine. "Bohong dosa,  dosa udah banyak eh malah nambah banyak," ujar Chana seraya menunjuk diri Celine dengan telunjuknya.

"Dih, siapa juga yang bohong." Celine menatap sinis kedua bola mata Chana. Tak lama kemudian, dia kembali menatap Bu Selvi. Cewek itu mulai menceritakan kejadian tadi.

"Gue yakin, pasti nih bocah ngasih bumbu Indomie di penjelasannya. Pasti gue nih yang bakal jadi bersalah," batin Chana dengan telinga yang masih mendengarkan penjelasan dari Celine.

Chana membelalakkan matanya, saat tau bahwa tebakannya itu benar. Celine memang menambahkan hal lain, agar Chana dianggap bersalah dan dirinya dianggap korban dari semua ini.

"Heh! Jangan nambah-nambahin ya! Gue gak gitu tadi. Emang lo duluan yang mancing gue." Chana menatap Celine dengan tatapan sinis.

Celine tersenyum miring, dirinya berhasil membuat Chana terpancing emosi. "Liat Bu, dia masih aja ngelak." Celine menunjuk diri Chana.

"Gak Bu, saya gak seperti itu. Emang dia duluan yang ngajak berantem." Chana menggelengkan kepalanya.

"Aduh ... udah salah, eh malah gak mau ngaku." Celine akting memijat pelipisnya,  agar posisi Chana semakin terpojok di mata Bu Selvi.

"Ratu drama! Bisa banget ya muka antagonis lo ditutupin di depan Bu Selvi. Munafik lo!" seru Chana dengan nada sedikit meninggi.

"Tuh liatkan Bu, kasar banget omongannya. Sampe ngatain saya munafik. Padahal dia sendiri yang munafik." Celine memasang wajah sedih seakan-akan dia adalah korban dari semua ini.

Tangan Chana mengepal. Cewek itu mendengus kesal. Bisa-bisanya Ratu drama ini menyalahkan dirinya. Padahal semua ini dimulai dari mulut Ratu drama, bukan dimulai oleh Chana.

Chan(da)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang