13. Bertemu lagi

19 9 17
                                    

"Tatap belum tentu menetap."

Chana sedang mencari Almamaternya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Chana sedang mencari Almamaternya. Kini cewek itu sedang mencarinya di bawah ranjang kamarnya. Namun, hasilnya tetap saja nihil.

Chana melangkahkan kakinya menuju ke lantai bawah guna menghilangkan dahaga. Dia melewati sebuah pintu gudang yang sedikit terbuka. Dan matanya tak sengaja menangkap sebuah kucing persia putih milik Darel.
Cewek itu mengurungkan niatnya untuk mengambil air, dan berpindah haluan pergi menuju gudang.

Sesampainya di gudang, Milky-kucing milik Darel itu sedang berguling-guling di lantai dengan beralaskan sebuah kain warna biru navy.

Awalnya Chana tampak biasa saja, sedetik kemudian, dia langsung membelalakkan mata ketika menyadari bahwa yang menjadi alas Milky adalah Almamater OSIS miliknya. "Heh? Lo ngambil Almamater gue ya?" tuduh Chana seraya menunjuk kucing putih itu.

Milky hanya mengerjapkan kedua matanya, seraya mengeong.

Chana mengepalkan kedua tangannya. Cewek itu langsung mengangkat tubuh Milky guna memindahkan kucing putih itu. Dia langsung mengambil Almamaternya yang sempat hilang itu, kini Almamaternya dipenuhi dengan bulu warna putih milik Milky.

Chana mendengus kesal, cewek itu menatap tajam Milky yang sedang menjilat kakinya. "Lo bener-bener ya, gue dimarahin abis-abisan karena lo."

Chana melangkahkan kaki guna mendekat ke arah Milky. Namun, dengan cekatan kucing putih itu kabur dari gudang. "MILKY!!! SINI GAK LO!"

Chana berlarian mengejar kucing putih itu. Ternyata kucing putih itu berlari ke arah kamar Darel yang letaknya di lantai dua.

"Awas aja kalo dapet, gue mutilasi lo!" seru Chana seraya berlari menaiki tangga.

Saat sampai di kamar Darel, Chana dapat melihat bahwa sekarang kucing putih menyebalkan itu berada di pangkuan Darel. "Weh? Santai dong, jangan kayak macan gitu. Serem banget lo."

"Gak bisa, gue dimarahin abis-abisan sama Ketos karena kucing pesek lo itu." Darel dan Milky langsung saling menatap.

Chana mengepalkan tangannya, deru napasnya bisa didengar oleh Darel. "Sini lo, gue mutilasi." Chana mendekat ke ranjang Darel.

Darel dengan sigap menggendong Milky, cowok itu berdiri diatas ranjang miliknya. "Santai dong, dia kan gak tau Kak kalo itu Almamater lo," bela Darel. Cowok itu kini menatap Milky. "Lagian Milky gak pesek-pesek amat kok, nanti gue ajak Milky Operasi Plastik aja deh biar mancung hidungnya."

Chana berusaha menguasai dirinya sekeras mungkin, agar tawanya tak pecah karena ucapan aneh Adiknya itu. Sejak kapan Milky bisa ikut Operasi Plastik? Ada-ada saja Darel.

"Ini kenapa sih?" tanya Nilam yang baru saja datang ke kamar Darel.

"Nih Bu, kan—"

Kalimat Chana terpotong oleh ucapan Darel. "Itu loh Bu, Milky kan gak sengaja ngumpetin Almamater dia, eh dia marah-marah sampe ngatain Milky pesek. Ya kan bro?" Kucing putih itu hanya mengeong seraya mengerjapkan kedua matanya seolah mengerti semua yang diucapkan Darel.

Chan(da)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang