Bab X: Kembali Lagi

130 9 1
                                    



Seusai bel pulang berbunyi, suasana kantin masih dapat dibilang cukup ramai. Pasalnya, ada banyak kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan di hari Senin ini. Para murid berdatangan untuk mengisi perut mereka sebelum kembali melanjutkan aktivitas di sekolah, begitu pun dengan Kayra. Bahkan, ia sudah selesai menghabiskan makanannya di salah satu meja. Kini, gadis itu hanya sibuk dengan minuman serta ponsel di tangannya sampai Fathan tiba-tiba datang dan duduk di hadapannya.

"Kosong, 'kan? Gue duduk, ya," ujar Fathan yang meminta izin padahal sudah lebih dahulu mendudukkan diri di kursi.

Kayra sempat menoleh sejenak lalu kembali menaruh perhatian pada ponselnya. Sementara itu, Fathan juga sudah sibuk dengan game online-nya sedari tadi. Tidak ada pembicaraan di antara kedua orang tersebut, bahkan sampai pesanan Fathan datang di meja mereka. Lelaki itu sendiri sudah selesai dengan ponselnya dan beralih menyantap makanannya dengan tidak sabaran.

Kayra mendongakkan kepalanya, memberikan perhatian pada Fathan yang suara tiap suapannya dapat terdengar jelas. "Makannya pelan-pelan aja kali."

"Bentar lagi mulai latihan, Kay," jawab Fathan di sela suapannya. Ya ... walaupun Fathan adalah tipikal orang yang serampangan, laki-laki itu tidak akan bergurau kalau sudah bicara soal basket.

"Masih lima belas menit. Gak bakal telat juga kalau kamu makannya pelan-pelan."

Fathan sempat meminum air putihnya lalu kembali melahap makanan di hadapannya dengan tempo yang tetap sama. Kayra tentu saja hanya dapat mengembuskan napas pendek ketika melihat temannya yang sama sekali tidak mendengar perkataannya barusan. Bahkan, selepas suapan terakhir pun, Fathan masih pada temponya sendiri. Ia menghabiskan minuman dalam satu tegukan lalu meyisihkan alat makan yang sudah selesai ia pakai ke sisi meja.

"Tuh, liat. Masih ada sepuluh menit," ujar Kayra sembari menunjukkan jam di layar ponselnya. "Emang perut kamu gak sakit, makan kayak gitu?"

"Ya, ini makanya istirahat dulu biar perutnya gak sakit," sahut Fathan yang sudah menyenderkan tubuhnya pada sandaran kursi, tidak lupa dengan kesibukkan tangannya yang sesekali ditaruh di atas perut.

"Terserah." Kayra mengangkat kedua bahunya singkat lalu kembali sibuk meminum jus miliknya.

Setelah itu, sempat tidak ada percakapan lagi di antara Fathan dan Kayra. Fathan sendiri hanya melemparkan pandangannya ke seisi kantin. Matanya sempat jatuh pada seorang gadis yang berada cukup jauh darinya. Ketika menangkap bayangan gadis bandana itu, Fathan segera menegakkan badannya untuk menghadap Kayra dengan benar. "Omong-omong, Kay. Gue liat-liat, lu sekarang udah mulai deket sama Jeffrey, ya?"

Kayra balik menatap Fathan dan mengangkat sebelas alisnya sebelum menanggapi ucapan laki-laki jangkung itu. "Gak, tuh."

"Dih, mananya yang enggak. Gue liat, kok, Rabu kemarin, Jeffrey obatin dahi lu. Apalagi, pas kelar basket, dia sampe main nyelonong pergi gitu aja. Gue kira mau pulang, tau-taunya malah bantuin lu pindahin peralatan cheers, 'kan?" ujar Fathan. "Udahlah, ngaku aja."

"Ngaku apaan, sih. Saling bantu bukan berarti deket."

Fathan mendengus mendengar jawaban Kayra, bahkan sempat frustrasi saat mendapati pengelakkan dari gadis tersebut. Ingin rasanya laki-laki itu kembali berucap kalau saja Kayra tidak lebih dahulu mengujarkan sesuatu.

Barisan BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang