Bab XV: Rumor

72 3 0
                                    



Waktu terasa berjalan begitu cepat dan persiapan lomba bagi para anggota basket dan pemandu sorak masih terus berlangsung. Latihan mereka makin intens dari hari ke hari. Waktu yang tersisa untuk mempersiapkan lomba pun hanya terhitung hampir dua bulan lagi. Lapangan indoor basket sekolah sedang menjalani renovasi sehingga para anggota basket pun mau tidak mau harus menggunakan lapangan  luar yang tidak jarang merangkap sebagai lapangan tempat upacara bendera di Senin pagi.

Perubahan tempat latihan pada awalnya memang mengharuskan Jeffrey untuk kembali beradaptasi. Namun, seiring berjalannya waktu, Jeffrey perlahan sudah membiasakan diri dengan kondisi lapangan yang baru, bahkan ia sepertinya sudah mulai menikmati latihannya saat ini. Jeffrey yang berada di tengah lapangan sempat mendongak ke langit di atas, tersenyum sekilas begitu mengingat rasa nyaman yang ia dapatkan dengan hanya menaruh perhatian di sana. Sudah terhitung hampir dua bulan pula sejak perbincangan di taman kala itu, tetapi Jeffrey masih mengingat dengan jelas semua detail dari rentetan kejadian di hari Sabtu yang telah berlalu tersebut.

Sesaat kemudian, Jeffrey tidak punya pilihan selain kembali fokus pada latihannya begitu mendengar deru langkah dan suara pantulan bola yang mendekat ke arahnya. Selama ini, Jeffrey makin merasa terbiasa dengan situasi di lapangan sehingga kerja sama di antara ia dan teman-teman barunya pun terus mengalami perkembangan. Dengan begini, Jeffrey pun makin penasaran atas perannya di lomba nanti—apakah ia akan ikut turun ke lapangan atau hanya menyaksikan pertandingan dari kursi cadangan.

Sementara itu, di sisi lain, pemandu sorak juga sama sibuknya untuk melatih gerakan mereka secara berkala, memastikan bahwa setiap langkah tidak mengalami kesalahan yang fatal. Kayra yang menjadi koordinator gerakan bersama dengan Yesha yang membantunya pun sedang sibuk memperhatikan bagaimana para anggota mereka melakukan gerakan dengan benar. Sesekali, Kayra memberikan koreksi atas satu atau dua gerakan yang dirasa kurang tepat, lalu latihan mereka berlangsung dengan kondusif.

Begitulah bagaimana kedua tim mempersiapkan diri mereka atas perlombaan yang terus mendekat. Latihan yang mereka lakukan tentunya mengalami kenaikan intensitas dengan penambahan jadwal. Meskipun demikian, para anggota tetap perlu mempertahankan kesehatan mereka dan tidak terlalu memaksakan diri ketika latihan, setidaknya begitulah yang ketua mereka sampaikan di setiap kesempatan yang ada sebelum memulai pelatihan.

Jam mulai bergerak menunjukkan pukul lima dan beberapa anggota sudah mulai mempersiapkan diri untuk menuntaskan latihan mereka hari ini, begitupun dengan Jeffrey dan Kayra di tempatnya masing-masing.

"Kerja bagus hari ini, Kay," ucap Reynand kepada Kayra begitu latihan mereka baru saja usai.

"Iya," sahut Kayra. "Makasih ya udah dampingin cheers latihan hari ini."

Reynand terkekeh pelan, "Kayak baru pertama ini aja gua dampingin. Lagian udah tugas gua juga, 'kan."

Kayra hanya tersenyum dan mengangguk-anggukkan kepalanya, mengakui bahwa Reynand memanglah ketua yang penuh tanggung jawab.

"Nah, pas banget tuh ada yang dateng," ujar Reynand sambil menunjuk ke arah belakang Kayra.

Kayra mengikuti arah tunjuk itu dan mendapati dua laki-laki yang selama kurang lebih satu bulan terakhir tidak pernah absen mendatangi bagian lapangan di mana para anggota pemandu sorak berlatih.

"Yo, Jeff," sapa Reynand kepada salah satu dari mereka. "Udah beres latihan?"

"Udah," jawab Jeffrey. Meskipun menjawab pertanyaan Reynand barusan, Jeffrey justru hanya memfokuskan dirinya untuk berbicara kepada Kayra yang kini sudah ada di hadapannya. "Kay, langsung pulang?"

Barisan BukuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang