150 Km/jam tak terasa, 200 Km/jam tak terasa, 260 Km/jam masih tak terasa, hampir 300 Km/jam. Aku hanya ingin melarikan diriku secepat mungkin, berusaha membuat seluruh beban pikiranku menguap bersama cepatnya roda motor ku berputar. Memacu adrenalinku mencapai puncaknya, walau sesekali aku harus membahayakan nyawaku.
Tiga jam sudah kuputari Ibukota. Badan lelah juga letih, mesin motor panas. Segera saja kupacu kendaraan menuju tempat favorit, gedung dengan 50 lantai. Gedung milik seseorang yang dulu pernah ku panggil ayah.
Rumah? ya rumah, rumahku menjadi salah satu bagian gedung itu. Seperlima gedung itu adalah rumahku. Ayahku, maksudku orang yang pernah ku panggil ayah adalah orang terkaya nomor tiga Di ibukota. Pemilik perusahaan saham besar yang menyumbang kan setengah kekayaannya untuk Negara. Dengan harta yang tak seberapa itu dia memilih meninggalkan keluarganya dan lebih memilih tidur dengan uang uang yang dia miliki. Menggauli banyak perempuan yang jauh lebih muda darinya, lalu tidur bersama mereka. Meninggalkan istri dan anaknya (yang katanya pernah dia sayangi). Lupakan fakta tak menarik itu, aku memang tidak pernah merasa punya ayah.
Gerbang otomatis terbuka untuk ku, satpam segera memberi salam dan membungkukkan badannya. Aku menuntun kendaraan ku menuju bagian samping rumahku, tempat koleksi mainanku berada, Garasi. Sudah dari kecil aku menjadi maniak otomotif, bahkan kata Ibuku (dulu) rumah seperti apa yang aku mau diwaktu mendatang, aku akan menjawab bengkel.
Berbagai macam kuda besi berada disana, dari Roda dua menengah keatas hampir semua ada di koleksi mainanku. BMW, Kawasaki, Yamaha, Harley, Ducati, dan banyak lainnya. Tapi aku sudah terlalu bosan untuk pamer, bahkan jika aku mau aku bisa membeli salah satu pabriknya.
Oh iya aku lupa, namaku Brian Devano Apriliano, biasa dipanggil Brian, umurku 17 tahun. Salah satu anggota dalam kelompok gelap di ibukota yang bernamakan KillerS, aku menyewakan jasaku pada orang yang berani membayar tinggi demi mencapai sebuah keinginan. mencari keuntungan untuk pribadi, misalnya persaingan usaha, dendam, dan masalah lainnya, tentu saja dengan cara melenyapkan si target dari dunia. Tidak memandang siapa yang benar dan salah, siapa yang kuat siapa yang lemah. Ada uang, akan ku sediakan jasaku. Menghilangkan sisi kemanusiawianku, menuntutku menyelesaikan pekerjaan dengan bersih. Tanpa sisa, dan tanpa jejak. Di kalangan KillerS aku memiliki kodenama Luke, untuk hasil kerja jangan ditanyakan... entah sudah berapa manusia kehilangan nyawanya dalam tanganku.
Aku juga siswa biasa di salah satu sekolah swasta tempat dimana (ex ayah) ku menjabat sebagai direktur. Tak ada yang tau bahwa aku adalah anak direktur sekolah ini, siapa juga yang akan percaya brandalan ini adalah anak direktur. Lagi pula aku tidak menginginkan pengakuan dari beliau, aku cukup mampu hidup sendiri dalam dunia ini. Tapi, entahlah. Mungkin beliau masih menganggapku sebagai anaknya. Perlu di ingat! Hanya "Mungkin."
Beliau masih memberiku sokongan dana dan juga kebutuhan lainnya, yang sebenarnya bisa kuatasi dengan mudah. Tapi bukan berarti aku menolaknya, aku tetap menerima dan menyimpannya. Karena aku yakin suatu saat aku akan membutuhkan bantuan besar saat seluruh dunia memusuhiku.
Entah untuk apa sebenarnya aku hidup. Sungguh, aku sendiri mulai bosan dengan kehidupan yang aku jalani. Memandangi orang orang tolol yang hidup dibawah kekangan, orang orang munafik yang saling menjatuhkan demi sebuah jabatan sepele. Beberapa hal membuatku yakin sebutan "manusia adalah mahkluk sosial." Hanya sebuah bualan belaka, manusia memiliki naluri untuk mencari sesuatu yang lebih baik. Saat sudah tidak ada lagi cara untuk mendapatkan hal yang lebih baik dengan cara sehat, mereka akan mulai mengunakan cara kotor. Tanpa segan menjatuhkan rekannya sendiri, demi kepuasan pribadi. Hal itu membuatku lebih memilih hidup tanpa teman, karena tidak ada yang kupercaya selain diriku sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Permulaan (KillerS Series)
RomanceNamaku Mata, Jesica Mata Kusuma. Hidupku hanya sebatas warna putih, cukup cocok untuk disebut monoton. Hingga datang suatu hari, seorang laki laki kusut mulai mewarnai hidupku. Seorang laki laki kusut yang menyimpan banyak rahasia, seorang laki laki...