BAB XIV

2 0 0
                                    


Dengung mesin pendingin ruangan menyambutku saat tersadar dari jeratan alam mimpi, membuatku bangun kembali dalam dunia nyata. Aku merasakan tubuhku begitu hangat dibalut oleh banyak kain tebal yang nyaman, aku mengeliat sejenak, berusaha meregangkan persendianku yang terasa pegal karna semalaman terlalu terlelap nyaman.

Perlahan lahan aku menghirup udara dari lubang hidungku, masih dalam keadaan mata terpejam. Aku selalu suka menikmati fase setelah bangun dari tidur, apa lagi jika aku tidak bermimpi buruk. Semua bisa berjalan begitu lambat, seolah Tuhan sedang berbaik hati pada umatnya untuk mengumpulkan nyawa yang belum utuh setelah bangun dari tidur panjang.

Hmm, aromanya begitu menenangkan, masih begitu cepat, lalu menghangatkan hati. tunggu dulu, seingatku kamarku tidak memiliki aroma seperti ini. Ini, aroma yang tidak asing di hidungku, aroma yang selalu membuatku bisa nyaman ketika menghirupnya dalam dalam.

Dalam kegelapan kamar, aku menyapukan pandanganku keberbagai arah. Tapi naas, semua begitu gelap. Dalam posisi dudukku sekarang ini, aku sedang memeluk guling besar yang begitu nyaman dalam pelukanku. Selimut tebal yang sedari tadi membungkus tubuhku, membuatku begitu nyaman olehnya, itu juga bukan milikku.

Jadi dimana aku?

Hal pertama yang kulakukan setelah menyadari aku tidak dalam kamarku adalah, aku berusaha meraih sekring lampu yang entah berada dimana. Setelah beberapa saat meraba raba dinding, akhirnya aku menemukan permukaan dinding yang berbeda, dan tak butuh waktu lama bagiku untuk tau bahwa itu adalah hal yang aku cari.

Tepat setelah sekring lampu kutekan, sorotan cahaya lampu mulai menerangi seluruh isi kamar. Mataku yang tadinya menatap gelap, kini terasa begitu silau, pandangan mataku juga menjadi sedikit kabur. Setelah beberapa saat menyesuaikan mataku dengan cahaya terang di ruangan ini, aku menyapukan pandanganku sekali lagi keberbagai arah.

Kasur dengan selimut hitam polos dipadukan dengan gradasi abu abu, bantal dan gulingnya diselimuti kain berwarna serupa dengan bed covernya. Satu lemari besar berwarna hitam, dengan kaca memenuhi tiap sisinya di setiap pintu. Satu meja kecil yang berada di sebelah kasur yang tadi kutiduri, di sana Hp ku tergeletak disebelah Hp yang tidak kuketahui siapa pemiliknya, kemungkinan pemilik Hp itulah pemilik kamar ini.

Aku menyapukan pandanganku kearah yang lainnya, kebagian dihadapan kasur. Disana ada sebuah meja berukuran sedang dengan bentuk oval tidak penuh, disana beridiri sebuah botol Vodka yang sudah habis, disebelah botol tersebut juga ada satu pack rokok yang entah isinya masih berapa. Selain botol Vodka dan satu pack rokok, semua benda di meja itu tertata rapi, menandakan bahwa pemilik kamar ini merupakan orang yang tidak berantakan sama sekali, atau dengan kata lain, dia adalah orang yang rajin.

Aku terduduk di salah satu sisi kasur yang menghadap kearah pintu, perlahan lahan aku berfikir. Sebenarnya aku ini dimana? Kenapa aku bisa disini? Aku berusaha mengingat ingat apa yang aku lakukan semalam, kenapa aku bisa tidur terlelap di tempat yang tidak aku kenali...

"kamu sudah bangun?" sebuah suara datang dari arah belakangku, bersamaan dengan suara itu, aku lagi lagi mencium aroma yang amat sangat ku kenali dari arah belakangku, aroma yang kusukai, dan selalu bisa membuatku nyaman.

Aku mengalihkan pandanganku kearah belakang, disana duduk seorang laki laki yang tengan bertelanjang dada. Laki laki itu tadi duduk tepat disebelahku, siku tangannya sempat mengenai lenganku, lengannya terasa sedikit lembab. Dia kini tengah mengusap usap rambutnya dengan handuk yang tengah ia pegang. Sorot matanya yang tajam kini menatapku dengan lembut, bibir tipisnya tersenyum dengan manis dan begitu hangat.

Dilehernya tergantung kalung giok berwarna hijau murni, sedikit berkilau saat terkena pantulan cahaya lampu. Dengan hanya mengenakan celana training panjang, aku bisa melihat dada bidang laki laki didepanku ini yang tidak ditutupi pakaian. Tubuhnya terlihat sedikit basah dengan sisa sisa air, menandakan dia baru saja mandi. Di lengan kanannya terdapat sedikit luka lebam berwarna kebiruan. Aku memperhatikan penampilan laki laki didepanku dengan seksama, sebelum akhirnya terlonjak kaget.

Permulaan (KillerS Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang