Mata

16 2 0
                                    


Nama ku Mata, Jesica Mata Kusuma. Aku berusia 16 tahun Aku anak tunggal, perempuan. Untuk remaja seumuranku, tidak ada yang spesial tentangku. Aku berambut hitam, panjang, dan lurus. Aku suka membaca dan mempunyai seekor kucing di rumah. Aku bukan anak yang pintar, apalagi populer. Aku hanya kenal teman-teman sekelas, itu pun seputar anak perempuan. Nilaiku rata-rata, tidak ada yang terlalu cemerlang, kecuali pelajaran bahasa aku amat menyukainya. Aku juga amat menyukai musik, terutama gitar. Papa mengenalkanku pada gitar, sejak aku masih SD. Tak aneh jika sekarang aku sudah sangat lancar memainkan gitar.

Aku seorang yang suka menyendiri, juga pemalu. Aku memiliki seorang sahabat namanya Caca, aku selalu berdua dengannya. Makan bersama, jalan bersama, naik angkot bersama. Mungkin kalian bertanya tanya, 'naik angkot'. Hmm, tidak ada yang perlu kututup tutupi. Terkadang aku memang berangkat dengan angkot, begitu juga dengan Caca. biarpun orang tua kami jauh lebih tinggi dari kata kata 'mampu', aku tidak pernah mempermasalahkan naik angkot atau tidak, begitu juga dengan Caca.

Kami tampak begitu dekat, hanya saja yang membedakanku dengan Caca, dia adalah siswa yang sangat populer disekolahan. Dia anak dari artis papan atas, tapi dia tak pernah membeda bedakan teman. Beberapa orang mengenalku, karna Caca yang selalu berada di sisiku tiap di sekolah. Jarang ada pemandangan dimana aku berjalan sendiri, karna dimana ada aku disitu ada Caca. Lagi, ada hal lain yang membuat kami berbeda.

Dia lebih memilih menggunakkan bahasa gaul ketimbang bahasa biasa. Seperti "lo, gue" dan banyak lagi bahasa gaul yang terdengar alay. Sedangkan aku lebih memilih bahasa biasa yang terkesan cupu. Hampir semua teman sekelasku menggunakan bahasa gaul. Bukanya tidak mau, tapi tiap kali aku mencoba menggunakan bahasa gaul itu. Aku malah geli sendiri mendengarnya.

Kedekatan kami berdua memang sudah banyak orang ketahui. Bahkan kedua orang tuaku pun mengenal Caca, sesekali aku memang mengajak Caca mampir kerumahku. Dia paling suka jika suka bermain dengan si kecil, kucing peliharaanku. Dia pernah meminta pada ibunya, agar diberikan peliharaan. Tapi sayang sekali ibunya tidak mengizinkan, karena kata Caca ibunya punya alergi pada bulu hewan. Ya, untuk pelampiasannya. Caca akan bermain ke rumahku setiap kali punya waktu luang, atau saat sedang suntuk dengan tugas tugas yang dibebankan oleh guru guru.

Orang tuaku, juga suka pada Caca. Mereka bilang, Caca anak yang manis dan imut. Kadang ceriwis kadang juga menjadi pendengar yang baik. Rupanya orang tuaku pun tau, kenapa aku memilih Caca menjadi sahabatku. Dia tau aku tidak sepopuler dirinya, tapi dia tidak segan segan berteman denganku, bahkan menjadikanku sahabat juga baginya. Singkatnya, aku anak cupu dan culun yang mungkin tidak punya teman jika tidak berteman dengan Caca.

Permulaan (KillerS Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang