d u a l i m a - putus ✨

44 2 0
                                    

Sudah hampir 1 minggu aku menjauh dari alex, aku merasa alex kebinggungan dengan sikap ku padanya akhir-akhir ini, aku mungkin terlihat tegar di depan alex untuk berusaha menjauhi dia, tetapi sebenarnya setiap malam aku menangis, aku merasa sangat bersalah pada alex, mungkin jika aku bisa jujur aku akan meminta maaf pada alex sepuas-puasnya
Walaupun aku sudah menjauh dari alex tapi teror dari loren tetap saja mau menghatuiku, loren tidak akan menghentikan teror nya sebelum aku dan alex benar-benar putus

Malam 18.10
Malam itu setelah sholat aku mendapat chat dari alexa, sudah banyak chat dari dia yang tidak aku balas, tetapi aku kasian dan untuk kali ini aku akan menelponnya dan sekalian untuk meminta mengakhiri hubunganku dengan dia, walaupun berat memang

Alexaa<3👊🍭
Div, kamu kenapa si? Aku gatau mau ngapain, kalo emang aku yang udah bikin kamu kaya gini bilang aja 😢

Lalu aku langsung menelpon alex

Berdering.....

"hallo lex" kataku

"waalaikumsalam" jawab alex

"eh iya assalamualaikum" kataku

"waalaikumsalam, kamu kenapa? ada yang beda dari kamu yang dulu" tanya alex

"udah lex, aku disini nelpon gamau bahas itu, aku langsung to the point aja, aku udah ngerasa kalo kita gaada kecocokan lagi lex" jelasku dalam telpon

"hah? maksudnya?" tanya alex dengan suara binggung

"yaaa, aku udah ngerasa kalo kita gaada kecocokan aja" kataku

"jadi? ga div, kamu gaboleh bilang gini, selama ini kita baik-baik aja, cuman kamu yang berusaha ngehindar dari aku" kata alex

"jadii aku minta kalo hubungan kita sampek sini aja, aku ngerasa lebih nyaman kalo temenan sama kamu, kita putus baik-baik ya, gausah ada dendam atau permusuhan" kataku to the point

"hah? ga div ga gamungkin" kata alex dengan suara serak seperti menangis

Aku tidak berterusterang alasan ku meminta putus sebenarnya karena teror, tapi aku memberi alasan lain, sebenarnya aku menangis saat telponan dengan alex, tetapi aku berusaha supaya air mata ku tidak jatuh, disitu aku baru sekali ini mendengar alex menangis dalam telpon dengan sejadi-jadinya, mungkin karena ini tiba-tiba sekali, aku tau ini emang berat, aku juga ngerasain hal yang sama, tapi aku harus tetep ngelakuin ini

"div, kenapa kamu bisa ambil keputusan buat putus secepet ini? gabisa div, gua masih sayang sama elu" kata alex

"tapii lex, aku lebih nyaman temenan sama kamu" jawabku

"bukan karena udah ada yang baru?" tanya alex masih dengan suara menangis

"engga lex, aku gamau pacaran aja dulu, oke ya lex, kita temenan aja duluu, aku nyaman kalo kita cuman temenan" jelasku

"gua sekarang ke rumah elu div, tunggu di depan" kata alex lalu mematikan telponnya

Setalah telpon dimatikan aku benar-benar menangis sejadi-jadinya, pikiranku hancur, seperti orang bodoh rasanya, memang bodoh, aku sudah menyia-nyiakan alex, lalu aku menghapus air mataku karena aku mendapat telpon dari alex karena alex sudah sampai di depan rumah

Aku segera turun ke bawah untuk menemui alex yang masih berada di luar, aku melihat alex duduk diatas motor yang beda dari biasanya kali ini dia memakai motor berwarna hitam, dan memakai baju warna hitam yang dilapisi kemeja kotak-kotak yang lengannya dilipat se siku, dan celana pensil dengan model robek di lutut, dia membawa sebuah tas hitam di tangannya yang aku sendiri tidak tau isinya
Alex turun dari motor dan menghampiriku yang berdiri di depan pintu, lalu alex memberikan tas itu yang berisi bucket bunga, coklat, dan baju berwarna biru

"div, oke walaupun ini berat bagi gua, tapi itu udah keputusan elu, gua juga gabisa nolak, anggep ini bukan pertemuan terakhir kita div, mungkin suatu saat kita di pertemukan lagi dengan status hubungan yang berbeda, untuk masalah lu mau temenan sama gua, oke gua nerima, dan kita putus secara baik-baik tanpa ada rasa benci" kata alex sambil memelukku dengan air mata yang membasahi pipinya

Aku sudah tidak bisa menahan air mataku jatuh di depan alex, hingga akupun ikut menangis di pelukan alex, sebenarnya aku ingin membuat alex membenciku, tapi aku tidak bisa, karena aku juga masih sayang dengan alex. Alex melepaskan pelukannya dari tubuhku

"div gua masih sayang sama elu, gua gamau ini jadi pertemuan kita yang terkahir div, gua masih ga nyangka" kata alex masih sambil mata yang menangis

Sedangkan aku hanya membalasnya dengan senyuman, walaupun air mata masih membasahi pipiku

"yaudah div, gua pulang dulu, jaga diri, jangan telat makan, udah gausah nangis, mungkin emang takdir" kata alex lalu dia pergi ke motornya

lalu aku mengejar alex sebelum dia pergi

"lex boleh kan aku minta sesuatu, sebelum kamu pergi?" tanyaku

"sok, bole div" jawab alex

"aku mau minta foto sama kamu, kalau ini jadi pertemuan terakhir kita, se enggaknya aku masih punya kenangan sama kamu" jawabku

"oke boleh" jawab alex

Lalu aku mengambil hp dari saku celanaku dan mengajak alex berfoto, walaupun saat foto kita berdua masih dalam keadaan menangis, lalu setelah berfoto aku spontan memeluk alex, seolah aku tidak rela dia pergi

Sedangkan alex hanya tersenyum, setelah itu aku melepaskan pelukanku, dan alex pulang
Aku masuk ke dalam kamar, menangis lagi, ini menjadi hal terberatku mungkin, aku segera mencuci muka dan tidur untuk menenagkan pikiranku.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
bjir sad bgt, mereka putus, walaupun author juga rada-rada seneng, ini bukan part terakhir ya, masih ada lanjutannya, jadi baca part-part selanjutnya
Jangan lupa vomment:)
Thank youu<3

ᴏɴʟʏ ᴜ.ꜱ [ᴀʟᴇxᴀ ᴍᴀᴜʟᴀ ᴛʀɪɴᴀɴᴅᴀ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang