3. Tetangga samping kiri

1.2K 255 45
                                    

Sejak kejadian beberapa hari lalu, hubungan gue dan Bright biasa lagi. Dia sibuk dengan urusannya, begitupun dengan gue. Semua kembali ke semula, karena kita berdua sepakat untuk gak membahas masalah yang sudah berlalu.

Tapi berlalu tidak berarti terlupakan bukan?

Seperti hari-hari sebelumnya gue menyiapkan Bright sarapan dan pakaian yang akan dia pakai. Hari ini cuti selesai, dan dia harus kembali bekerja ke kantor. Terserah apa yang mau dia lakukan di luar. Lagipula gue mengerti, seusia Bright masih suka main dan kumpul bersama teman-temannya. Gue gak melarang, asal dia ingat waktu dan situasi saja.

"Sebelum berangkat sarapan dulu ya? Kakak gak mau kamu lemes di kantor." Kata gue ke Bright yang sedang memakai dasi.

Gue menghampiri Bright dan memasangkan dasinya. Gue sadar kalau dia memerhatikan selama gue memasangkan dasi. Namun gue berusaha biasa saja.

"Selesai,"

"Makasih kak."

Gue mengangguk dan kembali ke kursi makan. Bright ikut duduk dan mulai memakan sarapannya.

"Aku mungkin pulangnya agak malam, soalnya ada acara dulu." Ujar Bright

Mau menanyakan acara apa, bersama siapa dan dimana— wajar tidak ya? Berusaha gak kepo tapi gue gak bisa. Walaupun harusnya gue gak perlu berlebihan.

"Hati-hati, jangan ngebut." Kata gue mengingatkan Bright.

Bright mengangguk dan bersiap untuk pergi ke garasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bright mengangguk dan bersiap untuk pergi ke garasi. Gue mengikuti dia dari belakang, takut dia butuh sesuatu bisa segera gue bawakan.

"Kakak butuh sesuatu gak?" Tanya Bright

"Enggak, kalau butuh sesuatu gampang nanti aku kabarin ya." Jawab gue

Kemudian Bright pamit dan berjalan masuk ke mobil.

"Aku berangkat."

Setelah menutup gerbang depan, gue kembali ke rumah dan selonjoran di ruang keluarga. Bosan juga sendirian dan tidak ada kerjaan. Mau membaca buku, tapi kebanyakan sudah selesai dibaca. Mau mencari teman di komplek rumah tapi takutnya gak ada yang nyambung.

"Beneran gak tau harus ngapain." Kesal gue

Berakhir dengan gue nonton TV lagi, dan berita yang itu-itu aja. Berniat untuk menonton drama juga bosan. Alhasil gue kebingungan sendiri.

"Masak aja gitu ya? Bikin kue?"

"Bikin kue tapi siapa yang mau makan?"

"Ya udah bikin dulu aja, masalah siapa yang makan gampang."

Dari tadi gue mengoceh sendiri, karena gemas dengan diri ini yang sangat labil. Hingga akhirnya memantapkan diri untuk pergi ke dapur dan menyiapkan bahan-bahan untuk membuat kue.

"Tepung, telur, gula, cokelat, mentega ada. Bikin kue apa ya? Brownisnya aja gitu ya?"

Setelah bergelut dengan diri sendiri karena bingung mau membuat apa, jadi gue memutuskan membuat brownies saja. Giliran sekarang sudah jadi malah bingung siapa yang bakal makan. Gue makannya hanya sepotong, karena tidak terlalu suka makanan manis.

Be Right [Jennie X Bright Vachirawit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang