9. Chaos

1K 232 56
                                    

Hubungan gue dan Bright mulai merenggang. Kita berdua jarang bertemu, dan Bright juga jarang pulang ke rumah. Gue di rumah lebih sering sendirian, atau minta ditemani sepupu gue.

Orang tua gue dan Bright akhirnya tahu permasalahan yang kami berdua hadapi. Mereka juga ikut merasa bersalah karena memaksakan ini semua. Terutama mamanya Bright yang sejak awal meyakinkan gue kalau gue bakal baik-baik saja, tapi nyatanya enggak. Gue gak bisa menyalahkan siapapun, gak enak juga. Makanya gue gak bisa banyak menyalahkan orang lain, karena gue hanya menyalahkan diri sendiri.

Beberapa Minggu gue gak ketemu Bright, ada rasa hampa. Biasanya ada yang bisa gue ajak ngobrol, atau minta menemani menonton atau hal gak jelas lainnya. Sekarang terasa sepi sekali, walaupun biasanya juga sepi. Tapi sampai saat ini, gue dan Bright masih gantung. Belum ada kejelasan bagaimana hubungan kami kedepannya.

Gue berniat kerja di kantor Joss, katanya sedang ada lowongan untuk pegawai. Lumayan untuk membunuh rasa bosan, tapi gue belum menyiapkan apapun karena terlalu malas buat mencari dokumen yang sudah disimpan rapi.

Jadi akhirnya gue membuka usaha online, semacam dessert box, cookies dan makanan lainnya. Selain cari uang, gue ingin sibuk agar tak selalu teringat masalah yang sedang gue hadapi.

Bright juga tak ada tanda-tanda menghubungi gue. Gengsi juga kalau gue yang menghubungi dia duluan. Dia juga tahu gue berjualan, tapi tidak pernah pesan apapun. Semacam rada kesal karena dia gak pernah mengapresiasi apa yang gue lakukan.

Langganan gue disini ya Romeo, dia hampir tiap hari pesan. Kadang suka request untuk makanan lain. Gue gak ngerti, apa dia gak bosan? Tapi dia benar-benar menghibur gue setiap hari. Lama-lama gue jadi tidak enak karena gak bisa membalas perasaan dia yang tulus.

From: Romeo

Kak, hari ini aku mau pesen fudgy brownies ya. Jangan terlalu manis bisa gak? Soalnya kakak udah manis hehe.

Gue gak bisa berhenti senyum ketika membaca pesan dari Ohm. Bahkan gue sudah kebal dengan gombalan dia yang gak ada habisnya.

***


Bulan ini gue belum datang bulan, ini telat jauh dari biasanya. Sedikit meresahkan pikiran gue, dan gue menyadari beberapa kejanggalan dari diri gue sendiri. Gue gak tau apa yang salah dengan diri ini, tapi gue merasa ada yang beda.

"Buat memastikan aja, gak perlu takut." Kata gue menyemangati diri sendiri.

Gue jalan ke apotek dan membeli beberapa benda yang gue butuhkan. Sepanjang perjalan gue cuma berpikiran positif kalau semua bakal baik-baik saja. Mungkin gue lagi siklus, atau emang guenya aja yang berpikir negatif.

"Kak?"

Tinggal beberapa langkah lagi sampai rumah, gue dihampiri oleh tetangga kekinian gue. Romeo sudah menyunggingkan senyumnya saja dan ikut berdiri depan gerbang.

"Kenapa?" Tanya gue

Gue langsung menyembunyikan benda yang gue beli ke kantong jaket. Takut kalau dia curiga atau kepo dengan barang yang gue bawa.

"Lagi gak enak badan ya? Wajah kakak pucet banget." Ujar Romeo

"Enggak kok, gak apa-apa. Cuma kecapekan aja paling hehe. Aku masuk dulu ya?" Pamit gue

Buru-buru gue buka gerbang dan masuk, tapi tangan gue ditahan oleh Romeo. Dia menatap gue bingung dan— khawatir?

"Istirahat ya, gak usah jualan dulu. Kesehatan kakak nomor 1. Kalau ada apa-apa, bilang ya." Jelas Romeo

Be Right [Jennie X Bright Vachirawit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang