Gue sedang selonjoran di atas kasur sambil memainkan ponsel. Lalu tak lama Bright keluar dari bilik kamar mandi. Dia memang paling tidak bisa kalau tidur dalam keadaan gerah, jadi suka mandi terlebih dahulu.
"Kak?" Panggil Bright
"Apa?"
Ketika gue sudah menjawab, dia malah menghampiri dan duduk di dekat gue. Gue menatap dia aneh, tapi dia malah menatap gue balik.
"Aku jadi hiking boleh?" Bright kelihatan sekali ingin gue izinkan.
"Iya boleh, lebih dari sehari juga boleh kok. Asal jaga diri, hati-hati disana." Jelas gue
"Makasih kak." Bright wajahnya langsung menjadi gembira dan refleks memeluk gue.
"Gak usah peluk-peluk juga," kata gue sedikit sewot.
Tapi dasar Bright, dia malah semakin erat memeluk bahkan mencium pipi gue.
"Bright! Lepasin gak?! Kalau enggak, gak boleh pergi hiking!" Ancam gue
Bright senyum sambil melepaskan pelukannya. "Good night, kak."
"Good night too."
Just do your role, and you will enjoy it. I'm not sure about this, but Bright makes me realize that I care about him as brother.
"Morning, ada yang harus aku bantu?"
Gue yang sedang sibuk memotong bahan-bahan untuk nasi goreng, malah dikejutkan dengan kedatangan Bright yang tumben mau ke dapur.
"Gak perlu, kamu duduk aja di meja makan. Let me finish this first, daripada dikacaukan sama kamu." Kata gue
"Okay, I'll wait for the food, chef." balas Bright
Setelah selesai berkutik di dapur memasak nasi goreng, gue langsung berjalan menuju meja makan. Gue yakin Bright sudah menunggu sarapan.
"Here it is."
"Wow, smell good." Bright melirik gue lalu melirik masakan gue lagi.
Gue mengambil kursi dan duduk di depan Bright sambil menyajikan nasi goreng untuk dia.
"Udah izin sama papa?" Tanya gue
"Udah, santai aja."
Bagus jika Bright sudah izin, karena dia bukannya kerja malah mau hiking. Tapi karena semalam sudah gue izinkan— gue tidak bisa menarik omongan gue lagi.
"Kakak selama aku hiking mau disini aja atau mau ke rumah Mama?"
"Disini aja, gak apa-apa kok. Lagian kasian Mama, kalau kesana pasti ribet harus nyiapin ini itu." Balas gue
"Aku berangkat nanti sore, mau ngumpul di rumah temen dulu. Kakak butuh sesuatu gak?" Tanya Bright
Gue menggelengkan kepala, sebagai tanda tidak. Karena gue belum butuh apa-apa, gak kemana-mana juga.
"Just call if you need anything."
Gue ketawa pas Bright ngomong gitu, "Kamu tuh mau ke gunung lho, bukannya mau ke mal. Dipikir kamu bisa terbang dari sana ke sini semudah itu? Sinyal aja susah Bri. So prepare all the things you have to bring." Ujar gue
"Ay ay captain! Oh no, ay ay madam."
Gue mendelik kesal ke arah Bright, "Don't call me madam, I don't like it." Protes gue
Bright mengangguk dan terlihat memikirkan sesuatu. Tak lama dia menengok kearah gue dan tersenyum.
"So, can I call you mine?"
![](https://img.wattpad.com/cover/227608323-288-k74750.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Be Right [Jennie X Bright Vachirawit]
FanfictionBerawal dari perjodohan konyol yang tidak disangka oleh Jennie ketika ia kembali dari Singapura. Dipaksa situasi untuk berada dalam satu atap dengan tetangga masa kecil yang merupakan kawan bermain adiknya dan pujaan hati teman-temannya. Semuanya di...