menikah

2.7K 124 8
                                    


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

***

Aku tahu, setiap penyesalan itu akan datang di akhir cerita. Tapi kalau bukan karna penyesalan, kita tidak akan belajar menghargai sesuatu yang kita miliki. Sebab ketika penyesalan itu telah tiba, kita hanya bisa menerima bahwa apa yang kita harapkan sudah tak mungkin dapat kita genggang.

Makmum Ku Mantan Adik Ipar







Happy reading

***

Hari ini adalah hari di mana aku harus menikahi perempuan yang tak aku cintai. Jangan kan cinta suka saja tidak. Namun mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan lain untuk ku. Aku hanya berharap bahwa Allah SWT meridhoi jalan yang ku ambil. Dan aku selalu berharap bahwa Allah SWT selalu hadir di setiap hembusan nafas ku, yang membuat aku merasa terlindung dari segala macam marabahaya yang tercipta dari dunia yang fana ini.

Sekarang sudah pukul 09.00 pagi. Aku sudah duduk di depan penghulu sambil menunggu mempelai perempuan itu turun dan duduk di samping ku. Seperti biasa ibu ku tampil dengan busana sederhana namun terlihat cantik di tubuhnya yang sudah tak muda lagi. Setelah mempelai perempuan datang, penghulu langsung memulai acara dengan menyematkan doa-doa pernikahan sebelum ijab qobul di mulai.

"Bagaimana kedua mempelai apakah kalian sudah siap?" Tanya penghulu yang di jawab anggukan oleh ku.

"Baik lah kita mulai."

Pak burhan pun menjabat tangan ku dan ia sendiri yang langsung menikahkan ku dengan putri sulung nya.

"Saudara Nafis Assegaf Hizbullah Bin Sanjaya Hizbullah Saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan anak kandung saya Livia Megantari Bramanjaya Binti Burhan Bramanjaya dengan maskawinnya berupa uang tunai 20.000.000 dan seperangkat alat solat, tunai."

"Saya terima nikah dan kawinnya Livia Megantari Bramanjaya Binti Burhan Bramanjaya dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai."

"Bagaimana para saksi Sah?"

"Sah"

"Sah"

"Alhamdulillah silahkan untuk kedua mempelai saling memasang kan cincin di jari pasangan nya." Ucap sang penghulu

Aku pun mengikuti ucapan penghulu, memakaikan cincin di jari manis nya. Dan membiarkan dia melakukan hal yang sama. Dia mencium punggung tangan ku, tapi aku tak mencium kening nya, padahal momen ini ialah hal yang paling ku nanti. Tapi apa boleh buat, ketika kami telah sah pun aku nggan untuk menyentuhnya. Bukan tak ingin melakukan nya, hanya saja separuh dari hati ku menolak aku melakukan nya. Aku selalu beristighfar di dalam hati atas setiap perbuatan yang ku lakukan semoga Allah SWT selalu mengampuni dosa-dosa ku.

***

Setelah acara akad dan resepsi selesai, aku langsung pulang ke apartemen ku bersama perempuan yang sekarang telah resmi menjadi istri ku. Selama perjalanan menuju apartemen aku hanya diam sambil terus fokus pada jalanan.

Karna aku mengendarai mobil sendiri tanpa bantuan supir. Dan aku lihat dia pun seperti canggung dalam situasi ini. Namun di kepala ku banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanya kan kepada dia, salah satunya mengenai dia yang telah membawa ku ke dalam masalah nya.

Makmum Ku Mantan Adik Ipar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang