1.1.3

6 0 0
                                    

Rabu jam terakhir. Olahraga. Basket.

"Oper sini oper"

"Lira tangkep!"

"Awas kiri!!"

"Ra.. shoot Ra..!!"

"Awas belakang lo"

Blam

Yeay!!

"Goal!!"

Itulah riuh para pemain basket putri kelas 12 IPS 2 dengan kelas 12 IPA 3. Kebetulan jadwal mereka sama2 Rabu dan kelas IPA diundur menjadi siabg karena tadi harus praktikum lebih awal.

"Njir.. boleh juga main lo Lira. Skil lo bagus. Kenapa nggak ikut club basket putri sekolah" ucap Jira, anak IPA 3.

Lira menoleh pada gadis itu lalu tersenyum miring. "Nggak tertarik gue" ucapnya santai.

Jira mendekat lalu berbisik ditelinga Lira. "Kenapa? Takut saingan sama gue?.. gimana kalau kita saingan hal lain aja. Gue tau lo juga tertarik sama Pak Sam"

Mata Lira melebar. Rahangnya mengetat, rupanya gadis yg namanya serempetan dengannya ini ingin main2 dengannya.

"Lo nantangin gue?.. well! Gue nggak ada urusan sama guru itu. Dan liat, apa dia bertekuk lutut didepan lo. Atau depan gue. Gue rasa lo udah tau?" Ucap Lira penuh seringai lalu meninggalkan Jira yg mengepalkan tangan tak terima.

"Owww. Sok banget dia. Nggak tau siapa gue. Kira lihat Lira. Siapa yg bakalan nakhlukin seorang Samuel" gumamnya menatap tajam punggung Lira yg mulai menjauh.

.

"Ada apa lo sama Jira, Ra?" Tanya Vita saat keduanya berpapasan dikelas hendak pulang.

"Gue rasa lo tau gimana dia" ucap Lira acuh.

"Bersaing?... cewek itu suka banget buat masalah. Apaan kali ini?"

Lira menatap Vita lalu mengendong tasnya. "Lo tau 'kan dia nggak terima ditolak Toni taun lalu?"

Vita mengangguk, "ya"

"Dia nantangin gue buat... takhlukin Kak Sam. Gimana menurut lo?"

Mata Vita melebar. "Wow. Nggak tau dia. Yah, pasti lo lah yg menang, tuh cewek'kan nggak tau sama.."

"Stop! Berisik" potong Lira lalu segera meninggalkan kelas.

Vita menyentuh bibirnya yg berkedut sembari menatap kepergian temannya itu. "Lira kampret!" Umpatnya.

Lira acuh, berlalu begitu saja meninggalkan sahabat cerewetnya. Langkah kakinya sangat santai melewati koridor yg masih cukup ramai dengan siswa siswi yg hendak meninggalkan sekolah. Matanya yg cukup tajam melirik sana sini, memperhatikan setiap kegiatan siswa siswi yg masih stay ditempat sebelum seseorang menghadangnya.

"Bisa minggir" ucapnya dingin.

"Santai Lira, gue nggak lama. Gue cuma mau mastiin kalo lo mau bersaing sama gue. Kira liat, siapa yg bakal dapetin Pak Samuel" ucap Cewek itu sarkas.

Lira tersenyum tipis, terkesan kalem namun membuat Cewek yg tak lain Jira menjadi kesal.

"Lo tau. Nama kita serempetan. Tapi nggak kaya isi kepala kita yg bahkan bertolak belakang. Gue nggak minat" ucap Lira mengetuk2 pelipisnya dengan jari telunjuk.

Jira berdecih, menatap sinis cewek didepannya. "Bilang aja, lo takut kalah sama gue" ucapnya setengah membentak.

Lagi2 Lira tersenyum, kali ini lebih lebar. "Gue nggak pernah takut Jira. Pantang bagi gue buat takut, apa lagi sama cewek doang"

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang