OS.2.0.1

1 0 0
                                    

Pagi yg cerah, burung berkicau mengiringi sinar matahari yg perlahan menaik. Didalam kamar bernuansa biru putih itu sang empu masih bergulung dalam selimut, tak perduli meski hari sudah pagi.

"Kak Aelll!!!"

Bocah perempuan berusia 7 tahun dan bocah laki-laki berusia 5 tahun membuka pintu kamar itu yg memang tak dikunci. Keduanya langsung menghambur keatas ranjang dan menarik selimut yg membungkus badan pemilik kamar itu.

"Kak Aell.. udah pagi, bangun Kak!" Bocah perempuan itu mengguncang-guncang tubuh dalam balutan selimut tersebut sedangkan bocah laki-laki itu sedang berjuang menarik selimut tebal yg tengah dipakainya.

Keduan mata itu mengerjap, sang empu mengucek matanya lalu menyingkap selimut dan bangun. Dia merenggangkan otot lengan dan punggungnya lalu menatap kedua bocah itu.

"Kalian lupa ya. Kan kakak bilang, hari ini kakak nggak sholat jadi mau bangun agak siangan" ucapnya lalu menguap.

"Oma yg nyuluh" ucap bocah laki-laki dengan cadel.

"Kiko, Oma bilang apa aja tadi?" Tanyanya pada bocah laki-laki.

Bocah yg dipanggil Kiko itu tampak berfikir lalu berucap. "Katana? Palawan halus bangun pagi. Gak baik Kak Ael.." ucapnya polos.

Sosok itu menghela nafas lalu beralih pada bocah perempuan yg hanya menyimak. "Caca, bawa Kiko kebawah Ok. Kakak mau bersih-bersih dulu" ucapnya diangguki bocah bernama Caca tersebut dan setelahnya kedua bocah itu meninggalkan kamarnnya.

"Huff.. masih ngantuk" gumamnya namun tetap melangkah menuju kamar mandi.

Tak lama dia keluar dan disambut oleh wajah masam sang Oma. "Eh.. Omaku sayang, duduk dong Ma. Nanti cape" ucapnya tersenyum.

"Nael, kamu itu ya. Jam segini baru bangun, perawan nggak baik tahu" ucap Oma-nya tak ada nyambungnya dengan sapaannya.

"Aduh Oma. Semalem Nael nggak bisa tidur. Nael dikamar 7, dedeknya nggak bisa tidur sampe pukul 2 pagi" ucapnya memberi alasan.

"Candy rewel lagi?" Dia mengangguk membenarkan ucapan Omanya. "Mungkin karena belum lama. Ya sudah, kamu cek mereka ya. Oma mau kedepan dulu"

"Siap Oma" ucapnya memberi hormat lalu dia segera menuju belakang.

Tepat disamping rumah Oma-nya itu, terdapat rumah dengan ukuran kurang lebih hampir sama yg dijadikan panti asuhan. Ya Oma-nya itu mendirikan panti asuhan sejak masih muda, saat Ayahnya saja masih kecil.

Saat membuka pintu pemandangan pertama yg dilihatnya adalah anak-anak yg sudah ramai dengan beberapa orang pengasuh yg bekerja disana untuk menjaga mereka. Ada beberapa pekerja lagi yg tengah menyiapkan sarapan.

Gadis itu, ya seorang gadis. Dia masuk dalam rumah dan disambut oleh mereka dengan baik.

"Kak Aell!" Sapa mereka serempak. Nael, atau sering dipanggil Aell oleh anak-anak panti, dia mengukir senyum dan menyapa mereka balik. "Pagi. Udah siap sarapan!"

"Siap!!" Seru mereka bersamaan. Sekitar hampir 30 anak dengan usia 5 sampai 18 tahun mereka menempati kursi masing-masing. Nael hanya memperhatikam saat pengasuh mereka mulai membagi menu pagi mereka dan membimbing untuk segera menikmati sarapannya.

Nael tersenyum kecil, entah sejak kapan dia suka anak kecil, tapi ini sangat menyenangkan.

"Kak Aell ndak makan?" Tanya seorang bocah yg baru selesai makan. Nael menunduk, menatap bocah 5 tahun yg membuatnya tak bisa tidur semalam. Dia mengelus rambut panjang anak itu seraya berjongkok.

"Kakak nanti. Candy tidurnya pulas nggak?" Tanyanya lembut masih mengusap rambutnya. Bocah itu mengangguk lalu menggeleng.

"Candy mimpi ketemu Mama. Mama lagi nyariin Candy, kapan Mama jemput Candy Kak?" Nael hanya bisa menelan salivanya penuh kehati-hatian. Bingung harus menjawab apa pada anak kecil ini.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang