OS.2.0.6

2 0 0
                                    

.

Pagi menyambut, gemericik air hujan menjadi backsound yang mengalun syahdu bersamaan dengan hawa dingin yang dibawa serta bau perticor yang masih menguar.

Didalam kamar bernuansa putih dengan bed serta selimut cokelat keemasan sepasang manusia berlawan jenis tampak masih terlelap dalam balutan selimut, meskipun diluar sudah cukup terang meski air hujan masih berjatuhan.

Kedua manusia yang tak lain adalah Axel dan Nael, keduanya bergelung dibawah selimut yang sama, posisi Nael membelakangi Axel, namun jika bergerak sedikit saja tubuh keduanya bisa saja bersentuhan. Saking dekatnya. Padahal ukuran ranjangnya muat jika untuk 4 orang.

"Eumh.." erang Nael lirih saat hembuasan nafas hangat mengenai tengkuk terbukanya. Dia mengeliat kecil, tak sadar tubuh keduanya sudah saling merapat.

Axel merasa terganggu mengerakkan tangannya, lengan kekar itu melingkar sempurna dipinggang ramping Nael, selayaknya guling membuat keduanya terlihat layaknya pasangan suami istri.

Hujan diluar kian deras meski langit tak terlalu gelap, sedangkan kedua insan itu masih diposisi sama, saling menghangatkan dibawah selimut dengan pelukan erat Axel tanpa keduanya sadari. Karena, sadar tak sadar Nael nyaman dengan posisi dan perlakuan itu, seolah terlindungi dan mendapat perlindungan, meski dalam tidur pun.

Sekitar pukul 7 Nael membuka matanya, dia mengucek pelan matanya lantas menatap bingung karena ini bukan kamarnya. Dia merasa tak asing namun juga tak kenal. Seketika dia teringat, dia tidur dengan Axel semalam, dalam artian tidur yang sebenarnya.

Dia hendak merubah posisi kala merasakan hembusan nafas hangat ditengkuknya yang seketika membuatnya merinding. Namun, pergerakannya terhalang saat merasakan ada yang melingkar dipinggangnya, berat. Dia menyingkap selimut dengan kepala menunduk. Betapa kagetnya dia saat melihat lengan kekar berotot itu dengan erat melingkar dipinggangnya.

Nael merutuk saat menyadari pakaiannya. Kaus oversize tipis abu-abu dengan hotpants ketat setengah paha. Bagaimana dia menghadapi Axel nanti, pasti sangat malu!!

Nael menelan ludahnya susah. Dia gusar, bagaimana dia lolos sedangkan lengan pria itu tampak sangat nyaman ditempatnya. Dia mendesis tanpa sadar.

Huffttt!

Tak ada pilihan lain!!

"Pak Axel" panggilnya lirih dengan menepuk pelan lengan pria itu dipinggangnya. "Bangun Pak" ulangnya.

Axel hanya sedikit bergumam, mengerakkan sedikit lengannya, membuat Nael berdecak. Gadis itu mencubit lengan keras Axel.

"Aww!"

Pria itu lantas terhenyak, bangkit dari tidurnya mengusap lengannya yang memerah. "Kamu mencubit saya Nael?!" Ucapnya serak, masih setengah ngantuk.

"Bapak tuh, nggak bangun-bangun. Pake nyuri kesempatan peluk saya lagi" ucapnya melotot kesal.

Axel mendesah kesal, "andai saya sadar. Saya tidak mungkin melakukannya, Nael" ucapnya dengan nada santai.

Nael memukul pria itu dengan guling dengan gemas sekaligus marah. "Bapak tahu nggak?, seumur hidup saya, Naelira Yeswin, baru pertama kali dipeluk laki-laki saat tidur. Dan itu Bapak! Oh My God!! Padahal Ayah saja enggak pernah" Ucapnya panjang lebar.

"Aduk. Stop Nael saya tidak sengaja" Axel berusaha menghindar dari pukulan Nael, yang akhirnya guling itu berhasil dia rampas.

"Saya keselllllll" ucap Nael berlalu keluar kamar, munutup pintu dengan tak elit.

"Gadis itu" Axel menggeleng-geleng. "Mengemaskan" sambungnya tersenyum tipis.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang