1.1.5

1 0 0
                                    

Lira was2. Tatapan kedua cewek didepannya sama2 tajam saling menghujam. Decakan terus saja keluar dari bibir Lira.

Sambil bersedekap Lira mengamati kedua cewek yg sama2 temannya itu. Seolah ingin membunuh.. tatapan keduanya seolah2 menyambarkan petir.

"Lo berdua bisa gak.. nggak usah pelototan gitu.. malu gue diliatin anak lain" ujar Lira jengah.

"Lo punya malu?!" Sentak mereka bareng.

"Kekanakan" cibirnya.

Vita dan Jira yg tak lain kedua cewek yg saling pelototan itu hanya acuh. Asik dengan kegiatannya. Bahkan saat guru melewati merekapun tak diacuhkan.

"Lo pasti mau cari gara2 lagi 'kan deketin Lira.. ngaku deh lo" ucap Vita meledak2.

Mata Jira makin melotot. "Heh.. denger ya.. gue itu ada niatan baik. Suudzon aja sih lo" sungut Jira.

"Dari muka lo aja udah keliatan kalo lo itu licik" semprot Vita.

"Lo jangan banyakan bacot deh.. gue nggak ada niatan apapun"

Ocehan terus berlangsung. Lira mendecih kesal, malas melerai.. biar capek sendiri aja. Lagian buang2 energi.

"Mereka kenapa?"

Lira terinterupsi oleh pertanyaan tak asing itu bersamaan dengan tepukan dibahunya. Lira lantas mendongak kesebelah kirinya lalu mengedikkan bahu.

"Berantem.. asik juga buat tontonan" jawabnya acuh.

"Kayanya ngomongin kamu itu" sahutnya.

"Biarin aja.. aku nggak masalah juga"

"Seengaknya pisahin.. kasian, pita suaranya putus nanti teriak2 mulu" peringatnya.

"Ya udah Kakak sana.. aku males" ucapnya masih anteng bersedekap dada.

Samuel, pria itu menggeleng pelan sebelum berjalan mendekati ke2 siswi yg tetap beradu mulut sembari mengacan rambut Lira gemas.

Lira mendecih lagi2 saat rambutnya sedikit berantakan sampai menutupi sisi wajahnya.

Entah apa yg dibicarakan Samuel dengan mereka, tapi beberapa detik kemudian mereka bersalaman- mungkin berdamai. Ke3 orang itu berjalan kearah Lira yg hanya beberapa langkah bersandar dipilar koridor.

Lira hanya menatap datar enggan berkomentar atau apa. Tampak wajah ke3 orang itu yg berbeda2. Jika Samuel memasang wajah dingin seperti biasa, maka ke2 temannya berekspresi kusut.

"Udah konsernya?" Tanya Lira membuat Vita dan Jira menatapnya lalu mengangguk.

"Ya udah" ucapnya lalu melenggang melewati Samuel dan meninggalkan mereka disana.

"Dasar nggak sopan" gerutu Vita. "Permisi Kak" ucap Vita lalh menyusul langkah Lira.

Tersisa Jira dan Samuel disana. Jira binggung, ingin membuka suara namun belum.sempat suaranya keluar mahasiswa a.k.a guru magangnya itu sudah menjauh duluan.

"Kog ngeselin ya?" Gumam Jira pelan menatap punggung Sam yg kian menjauh.

"Misi yg akan sangat panjang"

***

Ersya tengah duduk dikursi koridor sembari membaca buku tebalnya saat Edo pacar sekaligus seniornya menepuk pundaknya lalu duduk tepat disebelah kirinya.

"Kenapa?" Tajya Ersya mendapati wajah kusut sang pacar.

"Yank, Kamu sadar sesuatu nggak selama ini?" Tanya Edo balik.

Our StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang