Chap 4: Semakin Menyesakkan

154 32 3
                                    

"Kamu ada masalah apa sama Misa?" kata Soichiro turun dari tangga. 

Light yang sedang menonton TV di ruang tengah pun menoleh. "Hm? Masalah? Masalah apa?"

"Ya Ayah nggak tau, makanya tanya ke kamu. Abisnya kalian keliatan ada masalah gitu,"

El merapatkan bibir, entah mengapa jadi merasa tidak enak. Toh, ia tidak mungkin bercerita kalau hubungan Light dan Misa jadi retak semenjak olimpiade sains lalu. 

Menjanjikan hubungan pada tunangannya sendiri. Cih, sampah macam apa Light Yagami ini.

"Hubungan kalian belum ada kemajuan"

"Ayah, aku nggak bisa—"

Suara helaan napas tegas dari Soichiro terdengar memotong dengan tegas. Membuat El merapatkan bibir, tidak melanjutkan. Seorang asisten wanita membawakan jas milik Soichiro. Pria tua itu pun memakainya dan membiarkan sang asisten wanita memasangkan dasinya.

"Ayah udah nggak mungkin mangkir lagi dari panggilan polisi, Light. Cuma keluarga Amane yang bisa bantu bersihin nama Ayah."

Light mengepalkan tangannya erat. El sudah tahu dari awal. Namun saat Ayahnya kembali menegaskan pada El, Bolang Bocah Petualang sudah tidak terdengar. Hanya suara Ayahnya yang terasa panas di telinga. 

"Nih,"

Light menoleh tak paham saat Ayahnya membuka dompet. Pria itu memberikan lembaran uang berwarna merah dalam jumlah yang banyak. 

"Apa ini? Uang jajanku masih ada, kok."

"Anggap aja buat Misa, bukan buat kamu. Ajak dia nonton atau pergi ke Dufan."

El sedikit ternganga. Ada sedikit rasa kesal yang membuat El kembali mengepalkan tangan. Kesal yang kenapa juga, Light tidak mengerti. Soichiro bahkan tak pernah menyebut nama Kanao saat El sudah menyebutnya ratusan kali.

Melihat anaknya yang tak kunjung menerima, Soichiro melemparkan uang itu tepat di wajah Light. Membuat asisten yang berada di ruang tengah seketika memalingkan pandangan. Soichiro mendekatkan wajah dan berbisik pelan dengan tatapan tepat pada anaknya.

"Saya tahu kamu sudah paham dari awal, Kira."

Mengungkap kebusukan? Melawan lembaga negara? Haha, Light sebenarnya tidak seberani itu. Ayahnya bahkan lebih mengerikan.

"Rumah ini kosong, Ayah."

Soichiro sempat berhenti sejenak. Ia menatap anaknya beberapa saat. Tapi kemudian ia kembali melanjutkan langkah tanpa merespons lebih. "Kamu tau apa yang harus kamu lakuin biar rumah ini nggak kosong." katanya sebelum pergi.

Dan dengan dengan kalimat terakhir itu, Soichiro pergi menuju ke Ibu Kota.


♖♜♖


"Pagi, ayangku!"

Light melirik sinis pada Renzo yang baru datang. Cowok itu memeluk El dari belakang. Suara cemprengnya membuat warga kelas menoleh ke arah mereka. Oke, kalau diteruskan bisa jadi ada salah paham.

"Apa sih, anjing." umpat El menyingkirkan lengan Renzo.

"Dia cosplay jadi Misa," balas Ryuji yang datang bersama Renzo. Cowok itu menoyor kepala Renzo, membuat Renzo mengumpat.

"Misa nggak segitunya juga, kali." Light memutar bola mata malas.

"Cie belain tunangan," Renzo tersenyum penuh arti dan mendekatkan wajah. "Abis lo yang jadi trending topic kemaren, sekarang Misa yang jadi bahan omongan loh,"

El refleks mendecak tak suka. Ah, kalau boleh jujur, ini yang membuat El ingin membatalkan pertunangan dengan Misa. Cewek itu punya riwayat sakit jiwa, bolak-balik psikiater. Tak banyak yang tahu memang, bahkan teman dekat Misa sendiri. Tapi Light tahu karena secara tidak langsung cowok itu sudah jadi bagian dari keluarga Amane.

"Apa lagi sekarang?" tanyanya, walau sebenarnya tidak terlalu peduli. Ya mau bagaimana lagi, cowok itu masih berstatus sebagai tunangan Misa. Harus ada yang dijadikan bahan cerita dengan keluarga Amane supaya mereka berpikir hubungan Light dan Misa baik-baik saja.

"Jangan potek ya," Renzo kembali tersenyum penuh arti. "Baru aja tadi Misa ditembak sama Bang Amaimon. Tapi di—"

"Ditolak? Nggak plot twist." 

Light mendengus pendek. Kemudian duduk lurus mengarah ke papan tulis, tidak ingin ambil peduli lagi. Tapi Renzo malah menaruh bokong dengan santai di atas meja Light. 

"Dengerin dulu, Adinda. Diriku ini belum usai," kata Renzo dramatis. El hanya menghela napas.

"Bang Amaimon ditolak karena Misa katanya udah punya pacar," Renzo tersenyum. "Anak Fatahillah."

Light sontak diam.

Diam, tidak menyahut sama sekali. Hanya melebarkan mata dan tidak sadar memajukan wajah, seakan kaget. Renzo tersenyum puas, tapi sedetik kemudian ia meneguk ludah juga. Jadi tidak enak, mengapa tunangan Misa sendiri tidak tahu soal ini. 

"Fatahillah Cileungsi? Jakarta?"

"SMK Fairy Tail, goblok." sahut Mello di sebelah Light santai. Seakan tak kaget, atau lebih tepatnya Mello tidak peduli. "Sama Natsu tuh, anak TKJ-nya sana."

"Hah?"

Light melongo, masih tidak percaya. Ah, tidak. Sebenarnya cowok itu percaya. Siapa juga yang tidak mau dengan Misa. Kecuali El, tentunya. Hanya saja ini masih terlalu mengejutkan. El bahkan tahu ini dari orang lain. Sejak kapan mereka jadi seasing ini?

Light perlahan mulai menunduk. Ia meraih ponsel di saku, lalu mulai mengetik sesuatu pada seseorang.


06.50 AM

Light: Nanti sore jgn langsung pulang



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lacuna | Milight✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang