Chap 17: Sesak Melepas

100 26 3
                                    

Misa berjalan tenang keluar dari lift. Gadis itu mengarah ke Yoshinoya yang sudah jadi tempat janjian dengan Natsu. Namun satu panggilan masuk dari asisten ibu Misa. Misa segera memutar dan mencari toilet lalu mengangkat panggilan itu.

"Halo Om. Gimana hasilnya?" sambar Misa langsung.

"Pengacaranya udah mentok, Pak Yagami kena 20 tahun. Bentar lagi media bakal rame, percaya aja sama saya."

Misa terdiam, tangannya refleks menutup mulut. Misa tak percaya, 20 tahun itu waktu yang lama. 

Di pasal 20 tentang tidak pidana korupsi, penjara 20 tahun adalah tidak paling lama. Katakan saja pengacaranya tidak becus, tapi setidaknya itu lebih baik dari pada tidak pidana seumur hidup. Pengacara itu masih berguna sedikit.

"Uang sakumu bulan depan udah ditransfer. Ibumu bakal ke Manado minggu depan, ada kemungkinan sampe satu bulan di sana." 

Misa mengernyit, "kok lama banget?"

"Dibarengi urusan perusahaan, biasa. Kamu lupa dia?"

Misa menghela napas. "Ya udah, makasih kabarnya Om."

"Iya. Saya tutup, ya."

"Iya."

Misa menatap layar ponselnya, panggilan sudah berakhir dan sekarang ia merasa sedikit kacau. Misa yang mendengar putusan hakim saja kaget, apalagi Light? Tapi Light sendiri menunggu kabar dari Misa, bukan dari media.

Ah, kenapa harus saat date begini? Misa mendengus pendek. Ia segera saja memberi tahu Light lewat chat, lalu mematikan ponsel miliknya. Lalu beranjak mencari Natsu.


♖♜♖


"Sorry nunggu," 

Natsu mendongak, mendapati Misa sudah duduk di depannya. "Nggak. Aku yang minta maaf karena nggak jemput kamu."

"Kok minta maaf? Nggak wajib kali."

Natsu tak menjawab, hanya membalas dengan senyuman tipis. Cowok itu menatap Misa selama beberapa saat, kemudian menghela napas lembut. Satu green tea hangat yang ada di meja pun tidak pernah tahu apa yang ada di hati Natsu sampai cowok itu bicara.

"Maaf ya, ternyata aku nggak terlalu kenal kamu."

Misa sontak mengangkat dua alisnya. "Maksud kamu?"

"Echa udah bilang."

"Echa?"

"Erza. Erza Scarlet, panglima SMK Fairy Tail." jawab Natsu menjelaskan.

Misa pun mengangguk paham. Ia sudah pernah dengar soal nama itu, cewek ganas berambut merah dengan kemampuan bela diri luar biasa. Dia yang memimpin pasukan tempur STM.

Natsu kembali tersenyum tipis melihat tatapan polos Misa. Sepertinya ia masih tidak paham arah pembicaraan. Natsu pun meraih minumannya, kemudian mengaduknya pelan dengan sendok untuk mengurangi ketegangan.

"Aku cuma tau kamu anak menteri. Tapi nggak tau dunia anak menteri, nggak tau apa yang kamu jalanin tiap harinya. Apa yang kamu jalanin sebelum ketemu aku."

Misa hanya mengangguk santai, sampai ia mendengar kalimat terakhir Natsu. Misa duduk menegak, seakan mulai paham arah pembicaraan. Natsu hanya tersenyum melihat itu.

"Aku marah waktu Echa bilang dia liat kamu pergi sama Light Yagami, sampe akhirnya aku tau kalian udah tunangan."

Misa melebarkan mata, mulutnya kelu dan tidak bisa berkata apa-apa mendengar rahasia yang sudah menyebar. "Kamu..."

"Aku ada di Akabane waktu kamu sama Light bertengkar." 

Misa semakin terdiam. Rahasia keluarga sudah terbongkar karena sikap cerobohnya, sekarang Misa tidak tahu harus apa selain berdoa Natsu tidak akan membeberkan ini ke publik. 

"Aku kenal sama Sakura Haruno anak KHS, Sa. Sakura temennya Ino, Ino satu sekolah sama Light sama Mello SD-SMP. Jadi aku tau," kata Natsu menjawab. Seolah tau apa yang ada di pikiran Misa.

"Aku—"

"Aku nggak bakal beberin kok." sahut Natsu cepat. "Aku paham kenapa kamu nggak bilang ke aku. Pertama, karena jelas itu rahasia. Dua, kamu nggak bilang, berarti aku nggak bisa bikin kamu jadi pribadi yang terbuka ke aku."

Kalimat terakhir Natsu berhasil menggetarkan hati Misa. Ia mengulum bibir, merasa tidak enak pada Natsu. "Kamu tau, ada jangka waktu di mana Light ada tapi kamu nggak ada. Aku nggak bisa,"

"Aku tau, makanya aku nggak marah."

Misa terdiam, matanya mulai menghangat. Misa tahu Natsu sakit, Natsu sakit saat mengatakan hal itu. Butuh waktu untuk bicara tenang begini, Misa memahaminya. Paham juga rasa sakit yang ada di hati Natsu.

"Gue tau niatan awal lo cuma modus, lo nggak bener-bener suka sama gue. Kenapa sekarang jadi gini?" tanya Misa pelan. "Gue nggak mau lo sakit, Nat."

"Gue juga nggak tau," Natsu terkekeh pelan. "Gue juga nggak expect buat suka lebih dalam sama lo. Tapi pada akhirnya gue tau, pasti Light lebih sakit karena gue ambil apa yang dia punya."

Tidak, Misa menggeleng pelan. Natsu tidak tahu. 

"Kita selesai aja. Gue cuma tamu, lo bisa pulang ke rumah lo."

"Maaf."

"Nggak usah minta maaf, perjodohan politik itu di luar kendali lo."

Air mata Misa akhirnya jatuh. Bukan karena sakitnya sendiri, tapi sakit melihat Natsu yang tegar dengan kenyataan. Sakit dengan Natsu yang baik.

"Gue pulangin elo ke yang punya. Tapi kalo lo masih ada mau ngejar cita-cita lo buat rilis album sendiri, gue harap gue bisa ikut shooting video klipnya buat belajar teknis di belakang kamera."

Misa menaikkan wajahnya perlahan, lalu mengangguk.

Dengan sebuah senyuman tipis.




Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Lacuna | Milight✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang