Gue menatap ke kanan dan kiri, semua orang sedang membentuk lingkaran berkelompok sembari mengerjakan soal.
Penasaran gue lagi dimana? Jadi tadi niatnya mau pulang bareng Chanwoo, tapi karena OSK makin deket, mereka harus latihan belajar lagi. Mau enggak mau, gue ditarik ke ruang ekskul yang meja dan bangkunya udah diminggirin. Dan hari ini disatuin, jadi dari bidang Kimia, Biologi, Fisika, Matematika ada disini semua. Sedikit membuat gue mati kebosanan kalo enggak diajak ngobrol kakak kelas.
"Kok lo mau, sih, diajak kesini?" gue melirik ke kiri gue, dia bilang namanya Jungkook. "Pacar gue mana mau nungguin disini, mending nunggu di kelas katanya."
"Kalo gue enggak digeret juga enggak mau kali, Kak."
"Sama siapa?"
Dagu gue terangkat, menunjuk Chanwoo.
"Ooh, dia... Sapasi namanya?"
Gue menatap malas Kak Jungkook. "Lo, kan, ekskul IPA, masa enggak kenal?"
Kak Jungkook menggaruk pangkal hidungnya. "Maaf aja, nih. Gue hobinya bolos, kecuali kalo ada lomba baru ikutan. Biasa, ngejar sertif."
"Hilih." bola mata gue berputar. "Terus lo ngapain disini?"
"Mantau, lah. Kan gue udah enggak bisa ikut lomba lagi, jadi disuruh mantau dan ngajarin yang enggak mereka pahami."
"Oh." gue melirik Kak Jungkook sebentar yang mukanya udah nahan kesel, liat aja tangannya udah ngeremes udara. "Kok gue enggak kenal lo, sih, Kak?"
Mata Kak Jungkook membulat. Lucu, deh. Kayak kelinci. "Padahal gue sering dipanggil ke podium pas upacara, masa enggak kenal?"
Gue berpikir untuk mengingat, tapi enggak pernah ingat. Oh, iya, lupa. Tiap upacara kan gue ngeliatin Chanwoo mulu, mana fokus sama upacaranya.
"Enggak, Kak." kekeh gue. "Emang lo sering lomba apa?"
"Matematika, dong!" Kak Jungkook menaikkan kerah bajunya, sok keren.
Gue mencibir. "Kak, bilangin dong ke Matematika. Jangan nyuruh cari x mulu gitu, dia udah bahagia sama jodohnya."
Asli, gue enggak ada niat ngelawak tapi kak Jungkook malah ketawa ngakak. Gue menghela napas sebal, padahal itu curahan hati.
"Ya, ampuun. Kenapa, sih, gue baru ketemu lo sekarang?" gue menatap heran kak Jungkook yang masih tertawa.
"Kenapa emangnya?"
Kepala gue berputar, melihat Chanwoo dan Kino yang sudah duduk menyilangkan kaki.
"Ajaib, tapi lucu."
Gue menahan napas. Bukannya baper, tapi liat deh tatapan Chanwoo sama Kino. Serem. Kak Jungkook enggak peka beneran.
Chanwoo menghela napas. "Mau tanya ini, Kak." ia menunjuk soal tentang... ya, enggak tau, lah, gue.
Setelah diliat, kak Jungkook menggelengkan kepala, lalu menunjuk seseorang. "Kalo Biologi tanya aja ke Jaehyun."
"Enggak usah, Kak. Udah tau jawabannya."
Alis gue terangkat. Ternyata Chanwoo ngeisengin kak Jungkook, mana kak Jungkook udah agak kebawa emosi lagi.
"Apa?" kak Jungkook menatap Kino yang emang lagi natap dirinya. "Lo mau tanya ke gue juga? Noh, Kimia ke si Eunwoo jangan ke gue."
"Dih." Kino melipat dagunya. "Pede amat lo, Kak. Sapa juga yang mau tanya."
Kak Jungkook menutup matanya, badannya jadi tegak, kedua tangannya naik turun sembari menghela napas. "Tahan, tahan. AAAAH DUCK!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Paradoks | 98 Liners ✔
Fiksi Penggemar/pa•ra•doks/ n pernyataan yang seolah-olah bertentangan (berlawanan) dengan pendapat umum atau kebenaran, tetapi kenyataannya mengandung kebenaran. © April, 2018 Highest ranking: #2 Dahyun #1 98 Liners