Bagian 24

178 49 6
                                    

Belajar buat olimpiade hari ini diliburin karena besok udah hari H-nya, jadi disuruh istirahat dulu. Kecuali bidang Kimia yang pilih tetap belajar, katanya karena mereka partner jadi harus saling mengerti.

Maka dari itu, sekarang gue sama Chanwoo lagi berduaan di ruang tamu rumah gue. Itu karena Lucas belum balik sekolah! Adek gue lebih pilih futsal dibanding Kakaknya sendiri.

"Gih, pulang sana lo." gue mendorong Chanwoo yang duduk di karpet sambil makan doritos.

"Kenapa, sih?!" Chanwoo udah mulai mode ngegas. "Biasanya juga begini."

Biasanya juga begini. Dia enggak nyadar apa, terakhir kali berduaan malah begitu? Tiba-tiba kesal aja pas tau Chanwoo enggak inget.

Gue diam, enggak bereaksi apapun. Sampe akhirnya Chanwoo balik badan dan mendongakkan kepalanya karena gue duduk di sofa.

"Day, ngambek?"

"Bete gue."

Chanwoo mengerjap. "Kenapa?"

Mata gue bergulir, lalu memutuskan untuk berdiri dan duduk di karpet aja, tapi di tahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata gue bergulir, lalu memutuskan untuk berdiri dan duduk di karpet aja, tapi di tahan. Akhirnya raut muka gue jadi cemberut.

"Bete kenapa?"

Kalo mau tau posisinya gimana; kepala gue agak menunduk, netra kami bersitubruk, tangan gue yang lagi ada di paha malah dipegangin sambil diusap.

Kan. Gila.

"Laper." decit gue setelah menelan ludah.

Reaksi Chanwoo hanya mengangguk, tanpa mengubah apapun. "Mau delivery atau masak?"

"Mau mie."

Tuh, kan. Udah ngawur. Chanwoo sampe ketawa, lalu berdiri.

"Ada kan mienya? Kalo enggak ada, ntar gue beli dulu."

Gue mengikuti Chanwoo ke dapur. "Ada kok, tapi cuma rasa kari doang."

Chanwoo mengangguk, tangannya menyalakan kompor. "Selera lo enggak berubah."

"Emang enggak ada yang berubah." bokong gue menyender ke dinding sink.

Chanwoo menyempatkan untuk tersenyum ke arah gue sebelum mengambil telur dan sawi putih di kulkas.

"Perasaan lo bukannya berubah?" kata Chanwoo yang sibuk memotong sawi.

Karena gue enggak mau jawab, jadi gue mencuci telur dan langsung memasukkannya ke panci berisi air, padahal belum mendidih.

Kami berdua sibuk; Chanwoo sibuk nuangin bumbu, sedangkan gue ngeliatin aja. Enggak ada yang mau buka suara. Di kata canggung juga enggak sih sebenarnya, kayak lebih menikmati diam.

Tiba-tiba satu pertanyaan muncul di pikiran gue. Waktu olimpiadenya barengan atau enggak. Jadi gue menatap Chanwoo dengan bibir sedikit maju dan mengerjapkan mata.

Paradoks | 98 Liners ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang