COFFEE 21

5.5K 1.3K 129
                                    


GANA POV

Aku terlalu terkejut dengan telepon yang baru saja aku terima. Telepon yang baru saja aku dengar dari café membuat aku panik. Padahal aku sedang berada di tengah meeting dengan staf hotel. Aku langsung menyerahkan itu semua kepada Bowo, asistenku. Dan langsung meluncur ke café, Tiara jatuh tak sadarkan diri. Ada apalagi ini? Padahal selama satu bulan setelah menikah denganku, Tiara baik-baik saja dan bahkan tidak pernah lagi mengeluh tentang sakit di kakinya. Dia sehat dan ceria. Saat akhirnya aku masuk ke dalam café, tiba-tiba aku di cegat oleh seorang pria yang kini menatapku dengan tajam.

"Anda, suaminya Tiara?"

Pertanyaan itu membuat aku kini menatap sang pria yang tampak gelisah di depanku. Pria dengan jaket denim itu bahkan seperti sangat khawatir.

"Iya, maaf. Saya harus menemui istri saya terlebih dahulu."

Aku mencoba untuk menyingkir dari depannya, tapi pria tadi malah menggelengkan kepala.

"Istri anda sudah siuman, tapi dia tidak mau menemui saya. Bisakah kita bicara berdua?"

Aku langsung menatap Adi, salah satu karyawanku yang tadi meneleponku. Dia memang sudah menyambutku saat aku melangkah masuk ke dalam café.

"Benarkah Di?"

Adi langsung mengganggukkan kepala.

"Mbak Tiara sudah ada di dalam kantornya dan sudah siuman, beliau di temani Nia. Tapi berpesan kepada saya, kalau Mas datang langsung suruh naik ke atas."

Aku menganggukkan kepala mengerti mendengar ucapan Adi, lalu menoleh ke arah pria tadi.

"Maaf, saya harus menemui istri saya terlebih dahulu." Tanpa menunggu jawabannya, aku langsung melangkah menaiki tangga yang menghubungkan lantai 1 ini dengan ruangan kantorku.

Saat aku membuka pintu kantor, aku melihat Tiara sedang menyesap teh, dan di sampingnya ada Nia yang dengan telaten menemani.

"Ara...sayang. Ada apa?"

Aku langsung mendekat ke arah Tiara. Dia sudah menatapku dengan mata berkaca-kaca, aku terkejut mendapati wajah Tiara begitu pucat. Segera aku berjongkok di depan kursi rodanya. Nia tampaknya paham kami membutuhkan privacy karena dia sudah berpamitan untuk meninggalkan kami berdua. Tiara langsung menghambur ke dalam pelukanku.

"Ada apa?"

Kudekap erat tubuhnya yang bergetar, dia menangis lagi. Aku makin khawatir, ini pasti ada hubungan dengan pria yang tadi mencegatku di bawah.

"Bang, Ara nggak mau bertemu sama dia lagi. Ara nggak mau Bang."

Aku langsung mengerti dengan ucapan Tiara. Pasti pria itu yang ada di balik kesedihan Tiara saat ini. Kuusap wajah Tiara yang basah, dan kini menatapnya lekat.

"Abang, nggak akan pernah biarin siapapun membuat Ara menangis seperti ini. Apakah semua ini ada hubungan dengan pria yang masih ada di bawah?"

Tiara langsung menganggukkan kepalanya dengan lemah.

"Ara, nggak mau diingatkan tentang kecelakaan itu lagi. Ara sudah menutup semua masa lalu, please Bang."

Aku mengecup keningnya dengan sayang, mencoba untuk menenangkannya.

"Jadi siapa pria itu?"

Aku menatap Tiara lekat, matanya sembab dan hidungnya memerah. Kalau bisa pun sekarang aku turun dan menghajar pria tadi. Dia sumber kesedihan istriku ini. Tapi aku harus mendengar informasi dari Tiara sendiri.

"Dia pria yang menabrak Ara jadi seperti ini."

*****

"Lo mau apa ke sini? Tiara sudah melupakan itu semua dan sudah bahagia."

Aku langsung menatap tajam pria yang bernama Nicky di depanku. Aku sudah menenangkan Tiara, tapi aku masih ada urusan dengan orang satu ini.

"Maaf. Kedatanganku mungkin membuat semuanya menjadi berantakan. Tiara jadi teringat lagi peristiwa itu. Maaf."

Dia mengatakan itu dengan kepala menunduk. Aku tahu, dia merasa sangat bersalah, tapia pa perasaan bersalahnya bisa mengganti kaki Tiara?

"Aku mohon, Tiara sudah tidak mau melihatmu lagi. Tiara sudah hidup bahagia bersamaku dan melupakan semuanya. Jadi bisakah kamu tidak memperlihatkan wajahmu lagi?"

Ucapanku itu membuat Nicky kini malah menggelengkan kepala.

"Tidak, saat Tiara terbaring koma di rumah sakit, aku sudah berjanji kepadanya, untuk menjaganya sampai kapan pun. Aku ingin menikahinya." [ ]

COFFEE BREAKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang