-Part 29-

128 37 8
                                    

He Is Caligynephobia

##

"Kita butuh Bu Lin." Kata pertama yang Badai ucapkan sebagai pembuka rapat paling rahasia sore itu.

"Bu Lin? Untuk apa?" Samudera seolah tak setuju jika sang penjaga perpustakaan Smannus yang terkenal judes pada para anak laki-laki itu ikut bergabung dalam misi besar mereka. Laki-laki yang kali ini terlihat keren dalam balutan jaket berlambang NASA itu mulai mengikat ulang jambul membahananya menggunakan karet gelang yang telah susah payah Badai cari.

"Untuk jaga-jaga, Bu Lin satu-satunya orang yang bisa gue hubungi dari alam bawah sadar nantinya," ujar Badai.

"Kenapa lo harus main telepati? Apa itu perlu?" tanya Laz.

"Bukan telepati," desah Badai menanggapi Laz, memang ia belum menjelaskan apapun tentang pembicaraannya dengan Sir Lucky tempo lalu, berikut langkah-langkah yang harus mereka ambil dalam upaya menyelamatkan Jojo. "Dengar," kata Badai guna menarik atensi ketiga anggota rapat yang selalu saja tidak fokus.

"Jojo memang benar sedang terjebak di alam lain, sesuatu yang negatif mengikat rohnya supaya nggak bisa balik ke raganya. Kita harus bertindak cepat, tapi nggak boleh gegabah, sosok negatif ini bisa sewaktu-waktu ngambil alih tubuh Jojo," tukas Badai sebagaimana Sir Lucky mengutarakan.

Seroja tertegun, begitupun Laz dan Samudera, mereka tak pernah tahu bahwa makhluk-makhluk yang hidup bersinggungan dengan manusia nyatanya sangat berbahaya.

Melihat respons teman-temannya cukup serius, Badai melanjutkan. "Sir Lucky bilang, ada tiga gerbang yang harus dilewati sosok negatif untuk bisa bertukar tempat dengan seseorang yang terjebak di sana. Dan kita nggak tau, dalam kasus Jojo, si sosok negatif ini udah ngelewatin berapa gerbang, bisa gawat kalo gerbang terakhir sampai terbuka."

"Tapi kenapa gerbang-gerbang itu bisa terbuka? Gimana sama penjaganya? Ini mustahil!" sela Seroja dengan napas naik turun. Seroja seolah tak mampu menerima mengapa ada hal semacam itu di dunia ini.

"Nggak ada penjaga, gerbang itu nggak akan bisa dibuka oleh makhluk-makhluk di dalamnya, kecuali seseorang mengizinkan." Ketiganya mengernyit, berusaha mencerna kalimat Badai, memang siapa yang mengizinkan gerbang-gerbang sialan itu dibuka.

"Jojo seorang indigo."

"Mana mungkin!" Seroja meninggikan suaranya tanpa sadar, Badai menghela napas. "Sixth sense-nya terbuka belum lama ini. Satu-satunya alasan paling kuat kenapa Jojo bisa sampai terjebak di dimensi lain, pasti karena dia mencoba meraga sukma."

"Maksud lo?" Samudera mulai semakin bingung.

"Astral projections?" tanya Laz yang langsung diangguki Badai.

"Astral projections atau meraga sukma biasanya dilakukan dalam keadaan sadar, kayak yang pernah Bu Lin bilang, seorang pengelana nggak akan mungkin tersesat saat meraga sukma karena ada barier penghubung antara roh dengan raga, meskipun rohnya mengelana sejauh mungkin, tapi tetap aja bakal balik secara otomatis. Contohnya kayak kita lagi tidur, roh kita main-main di dimensi lain tapi bisa balik dengan otomatis pas kita bangun, bedanya, kita mengelana dalam keadaan nggak sadar. Di dimensi lain, seorang pengelana bisa aja ketemu sama pengelana lainnya, dan bisa juga ketemu sama roh orang-orang yang cuma tidur biasa, roh orang-orang ini bakal keliatan kayak orang-orang mabuk yang cuma jalan-jalan nggak tentu arah, sedangkan antara satu pengelana dengan pengelana lainnya bisa berkomunikasi selayaknya di dunia manusia.

"Ini alasannya kenapa gue nggak bisa komunikasi sama roh Jojo, dia bukan hantu atau jenis jin lainnya, dia masih roh. Jojo mungkin baru pertama kalinya meraga sukma secara total, dia benar-benar jadi pengelana yang sadar, tapi sayangnya Jojo belum terlalu paham. Ada banyak risiko saat seseorang meraga sukma untuk pertama kalinya, sosok-sosok negatif bakal berusaha untuk melakukan tipu daya dan selalu berambisi untuk menguasai jasad pengelana. Dan menurut Sir Lucky, Jojo terjebak karena ini."

He Is CaligynephobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang