-Part 21-

131 37 6
                                    

He Is Caligynephobia

##

"Seriusan?!" Badai membulatkan matanya sambil menyandarkan punggungnya ke kepala tempat tidur.

Penuturan kurang logis yang dituturkan Rin sukses membuat Badai mengernyit dalam, raut wajahnya memancarkan air muka yang komplit. Heran, terkejut, penasaran, dan resah. Badai sama sekali tak mampu mencernanya dengan otak yang kali ini sedang ia paksa berpikir keras. Lagi pula ini menyangkut ruang dan waktu di alam yang berbeda dan tentu saja mana mungkin Badai mampu melibatkan otak rasionalnya.

Namun, dibalik itu semua, Badai sungguh ragu dengan informasi dari Rin. Bagaimana bisa seseorang tersesat di alam yang berbeda. Manusia dan makhluk ghaib mempunyai batasan tersendiri yang tak masuk akal jika memang bisa ditembus. Tidak mungkin semudah itu.

"Jojo udah dibawa ke rumah sakit, sekitar tiga hari yang lalu Jojo nggak bangun dari tidurnya, keluarga Seroja udah ngelakuin banyak hal buat bangunin Jojo sebelum akhirnya dia dibawa ke rumah sakit. Dan setelah itu gue nggak tau lagi gimana kabar Jojo sampe hari ini, tapi gue sering liat Seroja obrak-abrik internet untuk sebuah informasi yang nggak bisa gue pahami, sleep paralisys, astral projection, sinestesia, mata batin, dan banyak hal aneh-aneh lain yang emang nggak bisa gue pahami," kata Rin yang terlihat sedikit terganggu karena keterbatasannya memahami apa yang sebenarnya sedang dicari Seroja.

Tapi Badai bisa menangkap makna itu dengan cepat, setidaknya kesimpulannya mengarah ke beberapa hal.

"Mungkin ada penjelasan medis kenapa Jojo bisa kayak gitu, ada yang lo tau?" tanya Badai berharap secercah sinar dibalik kabut lebat itu.

"Gue nggak tau banyak, gue nggak bisa nyusul sampai ke rumah sakit. Lo tau sendiri, kan. Tapi yang bikin gue yakin medis juga nggak punya banyak hal untuk dijelaskan ya itu tadi, Seroja mencari informasi bersangkutan dari berbagai sumber. Itu membantu, kan? Kalo emang Jojo menderita sebuah penyakit, terus untuk apa Seroja repot-repot nyari info tentang hal ghaib dan bukannya info tentang penyakit."

Tak bisa dipungkiri penuturan Rin memang ada benarnya. Faktanya Seroja selalu mencari informasi itu dari berbagai situs di google dan untuk apa gadis itu melakukannya jika bukan karena memiliki suatu kepentingan?

Mendadak Badai merasa dirinya dirasuki Sherlock Holmes. Hingga ia terpaksa membuang jauh-jauh pikiran ala-ala detektif yang barusan ia lakukan. Toh, ini bukan urusannya. Ia tidak berniat mencampuri masalah orang lain berhubung masalah hidupnya sendiri sudah cukup menumpuk.

Tapi Rin belum berniat kembali rupanya. Gadis gaun merah yang telah menyingkap rambut panjangnya itu berujar lagi. "Kayaknya, itu juga yang jadi penyebab Ranti belum mau menggugat cerai sekarang, padahal sebelum semua ini terjadi jelas-jelas gue denger kalo Ranti udah memutuskan untuk bercerai dan Seroja pun setuju waktu itu."

"Emang seharusnya gini, kan? Mungkin aja Jojo sedang mengalami stres hebat dan sarafnya terguncang. Masalah ini datang setelah urusan kedua orang tua Seroja. Bagaimanapun ini semua ada sangkut pautnya."

Dan Badai kembali mengutuk otaknya yang tak mau diam sejenak. Dia terus saja berpikir dan itu membuatnya akan semakin sulit tidur padahal jam sudah menunjukkan pukul tiga pagi.

Rin akhirnya mengerti kegelisahan Badai, gadis itu pamit dan pulang ke rumah Seroja.

Laki-laki itu bernapas cukup berat ketika ia berhasil meluruskan punggungnya kembali. Lama juga obrolan mereka berlangsung dan dari situlah penyebab mata cekung dikelilingi lebam hitam dan bibir kering mengelupasnya. Badai sudah tak mampu lagi tidur sampai pagi tetapi lima belas menit sebelum waktu yang seharusnya ia selalu bersiap-siap ke sekolah, Badai malah dilanda kantuk berat. Matanya terus berair karena menguap. Semalaman itu Badai tak merasakan tidur nyenyak.

He Is CaligynephobiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang