P A R T . 4

7.9K 621 24
                                    

Kini Ara tengah menyumpah serapahi Suami barunya yang benar-benar tidak ada akhlaknya sama sekali. Bagaimana bisa Dia membiarkan Ara berjalan kaki dari rumah menuju Pusat Perbelanjaan yang bisa dibilang lumayan jauh, sedangkan Lelaki itu tau jika kakinya sedang sakit.

Lalu untuk apa tadi Dia mengambil kunci mobil jika berakhir jalan kaki seperti ini, Sungguh TerLaLu.

"Woy, tungguin dong!" teriak Ara pada Rafa yang sudah berjalan jauh didepan sana. Rafa yang mendengar teriakan Ara langsung berbalik dan menunggu Gadis itu sambil melipat tangannya.

"Lelet banget sih!" ejek Rafa saat Ara sudah berada di depannya.

"Eh Ucok! Lo ya, bener-bener gak ada akhlak tau gak! Udah tau kaki gue lagi sakit, malah diajak jalan kaki. Terus itu gunanya lo bawa-bawa konci mobil buat apa? Huh? Mo pamer doang lo ama Kang Parkir?!"

"Hehe, yaa maap. Gue lupa belom isi bensin. Lagian deket juga kan, lo nya aja yang lebay."

"Ck, balik badan lo cepet!" titah Ara dengan nada ketus.

"Ngapain?" Rafa bertanya sambil membalikan badannya. Lalu tiba-tiba saja Ara naik ke punggungnya tanpa aba-aba.

"Eh busett, Kijem! Lo bilang dulu kek kalo mau naek. Maen nemplok aja!"

"Bodo amat, cepetan jalan. Lo harus gendong gue gak mau tau!"

"Cih, manja!" Rafa menggerutu sambil membenarkan posisi Ara, kemudian melanjutkan perjalanan Mereka. Ara yang berada di punggung Rafa pun tersenyum penuh kemenangan. Ternyata mengerjai seorang CEO cukup menyenangkan, pikirnya.

-

Tidak butuh waktu lama, akhirnya Mereka sampai di depan Pusat Perbelanjaan yang cukup besar dengan posisi Ara yang masih setia menempel di punggung Rafa tanpa berniat untuk turun.

"Heh Jem, Lo mau masuk sambil begini? Punya malu dikit kek, buset dah," Rafa menegur Ara yang sedang cekikikan seperti orang gila. Ingin sekali rasanya Rafa melempar Perempuan satu ini ke tengah jalan.

"Tanggung banget sih!" sewot Ara seraya turun dari gendongan Rafa. Rafa yang mendengarnya pun menatap malas Gadis itu yang sama sekali tidak tau Terima kasih.

"Masih untung lo gak gue jatohin di pinggir jalan!"

"Bacot mulu ah!" Ara berjalan masuk ke dalam tanpa memperdulikan Rafa yang tengah mengoceh.

Rafa hanya bisa menahan kesabarannya agar tidak mengata-ngatai Istri tidak tau dirinya itu. Untungnya ini di luar, jika di rumah, maka bisa dipastikan Perang Dunia Lain akan berlangsung.

"Ehh Juned, cepetan dong, lelet banget sih!" teriak Ara tanpa rasa malu dengan orang-orang di sekitarnya. Rafa lagi-lagi hanya bisa mengelus dada, bersabar dengan Ujian hidupnya yang kini sedang berlangsung secara Live dengan Ara sebagai Pemeran pembawa sial.

Seketika Ara mendadak jadi pusat perhatiann. Lalu dengan wajah tanpa dosa, Ara melambai-lambaikan tangannya pada semua orang layaknya seorang Artis papan tulis. Sedangkan orang-orang yang tengah memperhatikannya kini, melihat Ara dengan reaksi yang berbeda-beda. Ada yang kagum, ada yang balas melambai, dan ada juga yang menatap jijik bahkan sampai muntah-muntah. Gadeng.

"Demi apa gue bisa Nikah ama yang beginian, Gustiii!" oceh Rafa sambil mengambil alih Troli yang Ara bawa lalu berjalan terlebih dulu.
Sambil tertawa lucu Ara menyusul Rafa dan berjalan di sampingnya dengan langkah terpincang-pincang.

"Eh Juned, lo tuh harusnya bersyukur gitu loh punya Istri kaya gue, yang kaya gue gini tuh langka tau gak, susah nyarinya," ucap Ara penuh percaya diri sambil menaik turunkan alisnya.

°メDipaksa Kawinメ° [SELESAI]~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang