Chapter 4 - Part 10

1.2K 28 2
                                    

Climb berdiri di lorong, mengamati pemandangan di luar melalui jendela kaca yang terlalu tebal.

        Renner mengatakan kepadanya jika dirinya akan sedikit lebih lama merias wajahnya, sehingga dia tidak akan mempermalukan dirinya sendiri kalau-kalau pasukan Sorcerer Kingdom tiba sebelum dirinya bisa bertemu dengan ayahnya, itulah sebabnya Climb diusir keluar dari ruangan. Dia juga memberitahu Climb bahwa Renner ingin juga mengganti pakaian yang dirinya kenakan. Tentu saja itu akan memakan waktu yang cukup lama.

        Dia melihat kembali koridor, koridor yang kosong, tak bernyawa, dan sunyi.

        Para knight yang masih tersisa di istana sampai detik ini semuanya telah bersiap untuk menghadapi tentara Sorcerer Kingdom secara langsung. Mereka telah meninggalkan pos mereka dan berkumpul untuk memblokir pintu masuk menuju istana.

        Beberapa orang mungkin akan mengejek mereka karena mencoba melakukan perlawan yang sia-sia.

        Tidak seperti kumpulan warrior yang dipimpin oleh Gazef Stronoff, sebagian besar knight ini hanya sedikit lebih kuat dari tentara biasa. Jika mereka bertarung melawan monster dari Sorcerer Kingdom, mereka mungkin akan dihancurkan semudah bagaikan seseorang mematahkan ranting-ranting pohon yang sudah kering. Namun, sebagai pria yang telah dianugerahi gelar knight oleh keluarga kerajaan, mereka ingin menunjukkan kesetiaan mereka sampai akhir. Mereka dengan sukarela berjuang tanpa mengeluh. Karena itulah, seseorang yang menyedihkan adalah orang-orang yang mengejek mereka.

        Jika dia jujur, karena pengalaman masa lalunya, Climb tidak memiliki rasa simpati pada sebagian besar knight. Dia selalu mengira jika situasi hidup atau mati muncul, mereka akan lari seperti ayam. Climb tidak bisa menahan diri untuk tidak mengolok-olok dirinya sendiri dalam benaknya.

        Justru karena kesetiaan murni mereka kepada keluarga kerajaan sehingga mereka tidaklah salah, tidak dapat menerima tikus jalanan yang sedekat ini melayani keluarga kerajaan.

        Climb telah salah menilai kesetiaan mereka pada takhta.

        Dia melihat ke arah pintu masuk.

        Bukankah dia seharusnya bertarung berdampingan dengan para knight? Climb merenungkannya dan menyimpulkan jika dia seharusnya tidak melakukannya.

        Saat itu, dia tidak diselamatkan oleh keluarga kerajaan. Seseorang yang menyelamatkannya, yaitu Renner sendiri.

        Jika Renner memerintahkannya untuk melakukannya, dia akan bergabung dengan para knight tanpa ragu-ragu. Namun, karena dirinya tidak memberikan perintah seperti itu, Climb harus tetap di sisinya. Jika dia bisa mengulur bahkan satu detikpun untuk mati sebelum Renner, itu akan menjadi tugasnya, segalanya baginya.

        Kehidupan dan jiwanya telah lama menjadi milik Renner, sejak dia menyelamatkannya.

        Di lorong yang sunyi dan kosong ini, Climb merenungkan segala macam hal.

        Dia memikirkan hidupnya hingga saat ini, mengenai Renner, mengenai hipotesis masa depan mereka, dan—

        Climb melihat sekelilingnya. Tentu saja, tidak ada seorang pun di sana. Seseorang yang juga melayani Renner bersamanya, Brain Unglaus, sudah lama meninggalkan istana.

        Dia tidak tahu ke mana Brain pergi.

        Jika pasukan Sorcerer Kingdom telah sampai di kastil, dia mungkin sudah mati.

        Climb berkabung dalam hati.

        Brain seperti seorang mentor, teman, dan kakak baginya. Dia telah mengajari Climb banyak hal dan telah membimbingnya selama beberapa saat.

{LN} OVERLORD [Volume 14] - The Witch of the Falling Kingdom Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang