Epilog - Part 1

1.3K 31 7
                                    

Translator: Sai Kuze

Translator: Sai Kuze

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Epilog

Elias Brandt Dale Raeven turun dari keretanya, seketika itu juga dirinya tercengang, ketakutan menatap pemandangan di hadapannya.

        Yang terbentang di depan matanya hanyalah tumpukan puing.

        Sulit baginya untuk mempercayai jika ini merupakan ibukota. Dia justru lebih percaya jika ada seseorang memberitahunya bahwa ini hanyalah ilusi, tetapi kenyataannya bukan itu yang terjadi. Pemandangan di depannya adalah kebenaran, kesimpulan dari pertempuran.

        Ekspresi Marquis Raeven berubah ketika melihat tragedi di depannya.

Berapa banyak tenaga dan waktu yang diperlukan untuk menghancurkan sebuah kota sebesar ibukota sejauh ini?

        Mungkin pasukan yang tak terbayangkan jumlahnya, satu-satunya yang memiliki kekuatan untuk melakukan ini yaitu Sorcerer King, seseorang yang dapat digambarkan sebagai petaka.

        Langkah kaki di belakangnya semakin dekat ketika sebuah suara mulai berbicara kepadanya.

       "Marquis..."

        Dia merupakan bangsawan dari fraksinya sendiri, yang telah menemaninya dalam perjalanan ke sini. Meskipun dia hanyalah seorang baron, Marquis Raeven sangat menghargai kemampuannya. Sampai dimana dia berencana menaikkan gelar pria ini di depan publik.

        Untuk alasan itu saja, ketika ditanya oleh bawahan Sorcerer King 'siapa saja bangsawan yang cukup luar biasa untuk diselamatkan', pria ini merupakan orang kedua yang disebut namanya. Bahkan orang terhormat seperti itu tidak dapat berbicara, karena dia juga tidak bisa menyembunyikan rasa takutnya, hingga mereka gemetaran. Dia pasti memiliki emosi yang sama seperti Raeven sendiri ketika menyaksikan pemandangan di depan mereka.

        Marquis Raeven menoleh ke belakang dan mengkonfirmasi jika kedua belas bangsawan sudah turun dari sepuluh kereta.

       "Seseorang yang ingin bertemu dengan kita sudah menunggu."

        Tidak ada yang keberatan dan itu seperti yang diharapkan. Mereka telah dipanggil ke tempat ini oleh Sorcerer King sehingga tidak mungkin mereka masih bisa mengatakan sesuatu semacam"Tolak saja." Mereka bahkan tidak bisa mengumpulkan keberanian sebanyak itu - tidak, lebih akurat untuk dikatakan jika tidak ada dari mereka yang sebodoh itu.

Masalahnya saat ini, mereka disuruh mendatangi ibukota tanpa lokasi yang ditentukan.

        Marquis Raeven melihat sekeliling untuk menemukan bangunan yang masih berdiri jauh: istana. Lapangan kastil, yang dimaksudkan untuk berfungsi sebagai pertahanan istana, telah dibuat juga menjadi tumpukan puing.

{LN} OVERLORD [Volume 14] - The Witch of the Falling Kingdom Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang