Chapter 3 - Part 3

1K 27 5
                                    

Sorcerous Kingdom akhirnya memulai invasi ke bagian barat. Kota demi kota dan desa demi desa hangus disepanjang jejak mereka. Pasukan mereka kini menuju ibukota, meskipun dengan kecepatan yang sangat lambat.

Semakin besar pasukan, semakin lambat ia bergerak. Namun, menurut rekannya, Evileye, ini seharusnya tidak berlaku untuk pasukan Sorcerous Kingdom, yang sepenuhnya terdiri dari undead. Dia yakin ini dilakukan untuk memberi tekanan pada penduduk Kingdom.

Tekanan dari pasukan invasi telah menyebabkan pecahnya kericuhan di ibukota dan banyak yang tewas sebagai akibatnya. Setelah itu terjadi, orang-orang di ibukota memiliki dua pilihan.

Yang pertama adalah meninggalkan ibukota dan bergerak ke arah yang berlawanan dari E-Rantel - barat.

Pilihan lainnya adalah tetap di ibukota, menutup pintu, dan tidak pernah keluar dari persembunyian.

Mengenai opsi mana yang lebih populer, mayoritas orang memilih yang terakhir. Mereka yang memilih pilihan pertama merupakan semua orang yang memiliki harta, koneksi, atau keterampilan untuk menjamin kelangsungan hidup mereka bahkan di negeri yang jauh.

Itulah sebabnya lebih dari 95% populasi ibu kota memilih untuk tinggal.

Tapi, itu hanya berlaku sampai kemarin.

Keluarga kerajaan telah membuat keputusan.

Dekrit itu muncul karena pasukan Sorcerous Kingdom yang terus merambah, kota membutuhkan lebih banyak tenaga untuk mempertahankannya. Semua pria berbadan sehat harus berpartisipasi dalam pertempuran. Itu pada dasarnya konsep.

Tentu saja, ada orang-orang yang takut pada medan perang dan masih memilih untuk bunuh diri, tetapi jumlah orang yang meyakini jika mereka tidak berkontribusi pada perang ini, menghasilkan orang-orang yang mereka cintai akan mati, memegang mayoritas.

Gairah yang berapi-api dari para penduduk mulai menyebar di ibukota, mereka yang terkena dampaknya mulai sangat bersemangat. Jalanan dipenuhi oleh orang-orang yang bersiap untuk berperang. Para ayah dan putra mereka menjadi tentara. Mereka yang menginginkan ransum yang rasanya lebih lezat untuk perang menjadikan industri kuliner mengalami ledakan kreasi. Ini semua diperburuk oleh informasi yang beredar jikalau keluarga kerajaan telah memerintahkan setiap pedagang di kota untuk menjaga harga makanan tetap rendah.

Para anggota Blue Roses menyelinap melewati kerumunan.

Lakyus menyarankan sesuatu kepada teman-temannya di belakangnya.

"Seperti yang kubilang, teman-teman, aku bisa menanganinya sendiri. Permintaan itu tidak menentukan siapa yang harus menanganinya, tetapi itu bukan berarti kita semua yang harus menanganinya. Aku yakin semua orang sedang sibuk kan? Bagaimana kalau kita berpisah di sini?"

"... Ada apa denganmu, Lakyus? Apakah ada alasan mengapa kau tidak ingin kami ikut?"

Lakyus dengan paksa membuat senyuman setelah mendengar apa yang dikatakan Evileye. Meskipun dalam benaknya dia berpikir, "kepo banget sih kamu!" dia tidak menyuarakan pemikiran itu. Evileye tidak salah mengenai itu, Tina dan Tia jauh lebih tajam daripada dirinya. Syukurlah, dia tidak menghadapi mereka.

"Aku mengerti perasaan Lakyus saat ini. Kudengar Azuth-danna akan datang juga kan?"

Lakyus merasakan jantungnya berdebar sesaat.

Itu benar. Paman Lakyus, pemimpin kelompok petualang Red Drop peringkat Adamantite, Azuth Aindra diundang bersama mereka.

"Oh, yah karena keluargamu. Pasti ada banyak yang ingin kalian berdua diskusikan kan? Kami mengerti."

Bagus, kebingungan mereka membuat mereka menjauh dari alasan sebenarnya. Lakyus setuju dengan apa yang dikatakan Gagaran,

"Benar. Bisakah kalian lakukan ini untukku? Dia bahkan tidak mencariku setelah dirinya sampai di ibukota. Begitu-"

{LN} OVERLORD [Volume 14] - The Witch of the Falling Kingdom Bahasa IndonesiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang