Jangan lupa spam vote dan komennya ya!!
*
Anne sangat yakin jika Septian sedang menghindarinya. Buktinya saja sudah tiga hari Septian tidak menjemptu atau mengantarnya pulang. Bahkan memunculkan batang hidungnya saja tidak padahal mereka bertetangga. Pagi ini pun Septian sudah berangkat pagi sekali sampai Aji lagi-lagi merelakan waktunya untuk mengantarkan Anne. Meskipun Aji sama sekali tidak keberatan tapi Anne sebagai anak yang berbakti kepada orang tua merasa membebani papanya yang harus dua kali jalan setelah mengantarnya lalu mengantar si kembar ke sekolah. Sekolah mereka beda arah.
"Anne?" panggil seseorang dari luar pintu. Tante Asmara, mama dari Septian masuk ke rumah mencari Anne.
"Ada apa tante?" Mara memeberika sekotak bekal pada Anne.
"Ini punya kakakmu ketinggalan. Tante titip ya, Ne, kasihan anaknya pulang malam nanti."
Setelah menitipkan bekal pada Anne, Asmara menuju dapur berbicara entah tentang apa dengan Qia. Aji pun langsung mengambil kunci mobil setelah memastika Gneta dan Gana mengenakan sepatu mereka dengan benar.
Anne tidak sempat memberikan bekal milik Septian sebelum jam pertama karena ia memiliki jadwal piket. Tapi hari ini aneh, baru di minggu pertama tapi Raya sudah membolos. Jadilah kursi di sebelahnya kosong. Karena kosong guru menyuruh seorang siswi untuk enempati kursi raya sementara. Beliau tidak suka meliat ada kursi yang bolong di tengah-tengah kelas.
Siswi baru yang menempati tempat Raya itu bernama Hanum, hari pertama sekolah ia langsung menjadi anak hits di sekolah, cantik dan merupakan adik dari seorang Olivia, ketua cheers sekaligus cewek yang jatuh menabrak Septian dulu. Beda dengan Anne, Hanum terkenal karena kecantikannya sedangkan Anne, hari kedua MOS langsung satu sekolah meneriakinya kentang.
keadilan sosial bagi seluruh warga good looking.
"Halo Anne."
"Halo Hanum," sapa balik Anne. Hanya sekedar sapaan pendek, keduanya balik mendengarkan guru mengajar. Maklum, baru seminggu sekolah jadi pasti lah masih ada rasa canggung untuk memulai percakapan.
Jam istirahat pun tiba, dua cewek lain duduk di deretan depan kursi tempat Anne dan Hanum duduk. Anne tahu keduanya adalah teman-teman Hanum. Anne segera keluar kelas menuju gadung timur tempat kelas dua belas berada.
"Anne!" panggil Hanum membuat Anne berhenti di tempatnya.
"Ya?"
Hanum ikut bernajak dari tempat duduknya menyusul Anne, ia menoleh ke arah dua teman lainnya kemudian berjalan bersama Anne menuju selatan. "Kamu mau ke gedung selatan? Yuk bareng." Anne mengangguk.
"Eum ... katanya kamu dekat banget ya sama Kak Septian?"
"Eh?"
Hanum segera menggeleng dan meringis, "Ah jangan berpikiran macam-macam, aku cuma pengen tahu aja soalnya Kak Olive bilangnya dia sedang dekat sama Kak Septian. Jadi ... kalau kamu tahu maksudku."
Entah kenapa Anne tak suka ketika Hanum bertanya demikian. Firasatnya mengatakan bahwa Hanum hanya bertanya agar kakaknya, Olivia, bisa memiliki kesempatan atau tidak dengan Septian.
"Iya tapi aku sama kak Asep- maksudku Kak Septian udah kayak kakak adik kandung, kami sudah dekat sejak kami kecil. Jadi, mungkin yang kakakmu bilang itu ada benarnya."
"Ah syukurlah." Hanum tersenyum manis membuat Anne membuang muka. Seketika banyak murid berlarian ke arah lapangan membuat Anne dan Hanum bingung. Anne semakin ingin tahu saat Pak Alief juga ikut berlari ke arah lapangan. Hanum suah pergi duluan meninggalkan Anne.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANNE The Sweet Potato
Teen FictionMarianne Eka Wirya atau yang sering dipanggil Anne adalah gadis manis dengan berat badan yang berlebih. Orang sekitarnya memanggil dengan julukan Anne si Kentang. Bisakah Anne melewati masa-masa SMA-nya tanpa ada hambatan? Ilustrasi cover by Hasuu_n...