9 Penguntit!

15.6K 2.7K 176
                                    

Jangan Ganggu Dulu by Mahkota

Habis olahraga pertamanya tadi pagi Anne langsung terkapar di kamarnya. Setelah membersihkan diri dia langsung tidur dengan pulas. Bangun lagi ketika jam dinding menunjukkan pukul satu siang.

Di luar kamar terdengar jelas Genta yang sedang berteriak tidak jelas membuat Anne semakin malas keluar kamar. Ia memilih menghabiskan waktunya di atas kasur sembari menelusuri internet.

Keseruannya harus terhenti sebentar tat kala pintu kamarnya terbuka. Gana mendekat dan ikut duduk di atas kasur kakaknya.

"Apa Gan?" tanya Anne.

"Kakak yang habisin es krim di kulkas ya?" balas Gana dengan pertanyaan lainnya

"Iya, tadi malam Mama kasih kesempatan Kakak untuk makan sepuasnya. Jadi ya kakak habisin es krimnya."

"Genta nangis tuh cari es krim."

Anne mengerang kesal. Oh, ternyata karena itu adiknya yang satu itu teriak-teriak kayak orang kesurupan. "Terus mama sama papa kemana?"

"Keluar beli makan siang sebentar."

Baru saja dibicarakan, Genta ikut masuk ke dalam kamar Anne masih dengan sisa tangisnya. Anne yang tak tega memeluk adiknya sekilas meminta maaf karena sudah menghabiskan es krim di kulkas.

"Kita beli lagi di depan ya?" Anne berhasil menghentikan tangis Genta dengan tawarannya. Diusapnya sisa air mata adiknya.

Hanya dengan memasang kardigan hitam dan mengambil uang di atas kulkas, Anne membawa adik kembarnya menuju mini market di depan kantor Kodam. Ketiganya berjalan dengan masing-masing payung di tangan untuk melindungi mereka dari teriknya sinar matahari.

Anne sempat melirik sekilas rumah Septian yang cukup ramai. Di sana ada beberapa motor yang berjejer. Paling-paling teman paskibranya Kak Asep atau teman tugas kelompok dan sejenisnya.

"Rumahnya Kak Asep rame ya, Kak?" tanya Genta yang juga melirik ke arah yang sama.

"Nanti kita main ke sana aja, Gen, sambil nunggu mama sama papa." Kini giliran Gana yang mengajak Genta yang disambut dengan anggukan antusias. Anne menuruh adik-adiknya untuk tidak banyak berbicara dan tetap berjalan karena siang itu sangat panas. Padahal tadi setelah olahraga ia sudah mandi tapi baru berjalan beberapa meter saja sudah membuatnya gerah.

Anne mendesah lega saat memasuki mini market yang dilengkapi pendingin ruangan. Ia mengantar dua adiknya memilih es krim yang mereka mau. Sekuat tenaga Anne menahan keinginan untuk ikut membeli apalagi di hari yang panas ini.

"Heh, Mbul, nggak beli es krim juga?" tanya seorang pria dengan seragam tentara. Anne sudah tahu siapa pemilik suara itu jadi ia hanya melirik sekilas saja kemudian mengacuhkan pria berkepala plontos di belakangnya.

"Om, Kak Anne itu lagi diet jadi mama sama papa larang Kak Anne untuk makan es krim lagi selama-lamanya," jawab Genta yang pangsung bergelayutan pada lengan Ebeng.

"Eh seriusan kamu, Ne? Kamu beneran diet? Waduh nanti biar om kasih tahu Om Dimas sama Om Rafa buat bawain buah kalau kunjung-kunjung. Eh tapi sedih sih ini, udah enggak ada lawan tanding lomba makan nanti kita-kita."

"Ih Om Ebeng tuh mah gitu! Aku kasih tahu papa baru tahu rasa!"

Ebeng langsung menggeleng, jangan sampai Anne bersungguh-sungguh dengan ucapannya, Ia tadi hanya menggoda anak kecil itu. "Ampun kali, Ne. Astaga Om cuma bercanda tadi ...." Ebeng menjitak pelan jidat Anne membuat gadis itu berkacak pinggang kesal. Ebeng hanya tertawa dan mengacak rambut anak atasannya itu. Ia menggandeng tangan Genta dan Gana menuju kasir. "Sini es krimnya biar Om yang bayarin. Kamu beneran nggak mau beli apa-apa nih? Seriusan?" Anne menggeleng hanya ikut berdiri mengantri di barisan paling belakang.

ANNE The Sweet PotatoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang