Don't forget press button star ⭐ at left bottom if you like this
Cahaya pagi menelusup masuk melalui celah tirai jendela membuat pria yang berada diatas ranjang berukuran queen size mengerang keras.
Paginya di Jakarta dihari Sabtu. Satria menatap jam weker yang terletak diatas nakas disamping ranjang yang menunjukkan pukul setengah sembilan pagi.
Dirinya menjadi ringan. Abella yang berada dibalik selimut tebal jelas tidak tersentuh cahaya pagi. Wanita itu tertidur setelah melayani nafsu binatangnya yang tak tersalurkan.
Obat perangsang? Itu hanya taktik untuk bisa mendekati Abella. Wanita yang sulit dilupakan, kali ini ia tidak akan membiarkan lelaki lain memberi kesempatan untuk mendekati Abella.
Satria menuruni selimut dengan paksa seraya menyeringai membuat rengekan lolos dari bibir Abella. Ia mengecup telinga Abella kemudian berpindah ke puncak kepalanya seraya menghirup aroma kesukaannya. Aroma lembut khas mawar.
Satria beranjak dari ranjang seraya merampas celana pendek sepupunya dan mengenakannya. Pria itu menelusuri apartemen studio yang tidak terdapat sekat.
Ini diluar dugaan. Dulu ini adalah impian Satria yang ingin hidup sendiri namun menjadi kenyataan Abella.
Satria tidak tahu bagaimana kehidupan Abella setelah hubungan tidak terjalin dan sepakat untuk memutuskan komunikasi. Abella mematikan semua media sosial. Kabar dari Fanny yang menjadi buah bibir disetiap Abella tidak pernah berkesempatan hadir disetiap reuni.
Hanya Fanny satu-satunya cara untuk mengetahui keadaan dan keberadaannya. Abella baik-baik saja. Satria memang tidak yakin namun Abella mampu menghadapinya.
Satria merindukan Abella yang meledak-ledak dengan segala jutaan amarah dan keketusan. Sebuah kecupan, solusi meredam amarah dan emosi Abella. Abella yang mengerikan dengan seribu kalimat cerita yang dilontarkan dalam satu waktu menjadi rengekan dan meminta percintaan yang dipenuhi gairah.
Tidak sulit menghadapi Abella yang galak dan meledak. Abella cinta pertama sekaligus cinta monyet.
Sekarang, Abella berbeda. Wanita itu mampu memendam amarah. Baru kemarin malam, Satria melihat Abella yang sesenggukan dengan diselimuti rasa bersalahnya.
Abella tidak berubah. Wanita itu sulit ditakluk. Bukti adalah hanya sepupunya yang bertandang ke apartemennya.
Suara ketukan pintu mengalun apartemen. Satria menatap ranjang dimana Abella masih bergelung dibalik selimut.
Satria bergegas membukakan pintu apartemennya.
Refleks Satria membuka lebar pintu apartemen tersebut dan hal pertama yang ia lihat adalah lelaki paruh baya yang tentu saja ia kenal.
"Kamu siapa?!"
Oh shit! Ayahnya Abella. Raymond Duncan, pria paruh baya itu jelas tidak mengenali dirinya. Ia pernah ke rumah Abella dan bertemu ayahnya yang berdarah campuran Indonesia-inggris yang menikah dengan wanita bule yang berdarah Amerika.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rose Petals [ COMPLETED ]
Romance"Orang bilang, luka bakal disembuhkan dengan seseorang yang telah memberi luka... Dan juga waktu. Waktu yang akan memulihkan luka." Satria yang culun, pemalu ibarat buku yang terbuka, diam-diam kagum dan jatuh cinta dengan Abella. Abella yang agres...