33 Someday, the boy

363 22 0
                                    

Don't forget press button star ⭐ at left bottom if you like this

"Bagaimana keadaan kalian?" Tanya Heru seraya melipat kertas bacaan dan meletakkan diatas pangkuan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana keadaan kalian?" Tanya Heru seraya melipat kertas bacaan dan meletakkan diatas pangkuan.

Heru mengulas senyum, senyum yang sama dengan Satria. Abella mengangguk, menatap Satria yang juga mengulas senyum. Senyuman Satria itu menular ke dirinya, mau tak mau Abella mengulas senyum pada ayah mertuanya.

"Aku baik, ayah. Bagaimana keadaan ayah? Maaf jika kami jarang mengunjungi ke rumah ayah."

Heru terkekeh seraya mengatupkan jemari tangannya diatas pangkuan pahanya. Heru mengangguk seraya mengulas senyum.

"Maaf jika ayah terlalu banyak menuntut pada kalian, ayah lupa bahwa lika-liku kehidupan kalian begitu panjang dan banyak cobaan. Ayah dulu pernah mengalami seperti kalian ketika bunda Karin mengalami gangguan kejiwaan karena diakibatkan keguguran 2 kali."

Heru menatap kosong, sementara Abella tidak menyela memilih diam, mendengarkan perkataan Heru.

"Ibunya Satria, dia memiliki saudara kembar gak identik. Namanya Nesya. Wajahnya benar-benar tak mirip, aku dulu sampai mengira mereka adalah kakak-adik tiri tapi mereka beneran kembar sekandung. Karena ayahnya Karin berasal dari Argentina, sementara ibunya asli orang Indonesia, tepatnya di Padang. Wajah hingga kulit mereka berbeda. Tapi memang mereka benar-benar saudara kandung jika dilihat dari cara mereka mengulas senyum." Ujar Heru seraya menyodorkan selembar foto ke Abella.

Abella menatap dua gadis cantik dengan seulas senyum mereka yang begitu mirip sekali. Abella sendiri juga tak mengira jika ibunya Satria memiliki saudara kembar.

"Jadi... Karin benar-benar asli orang Indonesia, wajahnya mirip sekali dengan ibunya. Sementara Nesya, dari wajah hingga kulit tubuhnya yang agak eksotis lebih menyerupai gadis Argentina seperti ayahnya. Mereka dibesarkan di Indonesia, karena ayah mereka tidak akan kembali ke Argentina. Ayah mereka memulai hidup baru dengan beradaptasi di Padang."

Alis Abella refleks naik ke atas menatap Heru. Seolah Heru paham, pria paruh baya itu melanjutkan perkataannya, tapi sebelum itu Heru menyesap minuman teh hijau hangat disiang hari yang begitu terik.

Mereka duduk di halaman belakang yang begitu asri dan sejuk karena terdapat pohon rumah. Abella menyukai rumah ini, namun ia lebih menuruti kehendak Satria dan menghargai kerja keras suaminya.

"Suatu waktu, aku memiliki sahabat yang begitu dekat namun ternyata ia menyembunyikan sesuatu yang membuat hubunganku dan Karin begitu pelik dan mencekam. Karin tidak begitu sehat seperti yang kamu bayangkan, nak Abella."

"Batin Karin dan Nesya begitu besar, aku menghargai itu. Tapi tak semua orang menghargai mereka... Karin tumbuh tidak begitu normal, dia menderita lupus. Perjuangannya patut diacungi jempol, hal yang paling langka... ia selamat dan sehat walafiat setelah melahirkan Satria. Seperti yang kamu ketahui, penderita lupus, umurnya tak akan panjang apalagi dengan resiko melahirkan anak, itu bisa mempertaruhkan nyawanya. Karin begitu keras kepala, impian sederhananya dia adalah menjadi ibu."

Rose Petals [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang