22 Ayo kita ngobrol!

362 22 0
                                    

Don't forget press button star ⭐ at left bottom if you like this

Don't forget press button star ⭐ at left bottom if you like this

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Prang!

Abella tersentak hingga membuat senandung dibibirnya terhenti. Suara pecahan vas bunga mawar yang tak jauh membuat Abella memekik seraya mengusir halus, kucing jalanan tersebut.

Abella tinggal berdua bersama Kale. Bocah kecil itu belum bangun, jelas saja ini masih pagi. Dikarenakan pemimpinnya sedang perjalanan dinas, Abella memilih membawa dokumen pekerjaan ke rumahnya.

"Ya ampun!"

"Bu, biar saya saja!" Seru Lely seraya tergesa-gesa berusaha mencegah Abella menyentuh barang-barang yang berbahaya.

Abella mengerutkan keningnya seraya menatap Lely. "Kenapa? Lagipula ini bisa diatasi kok."

Lely meringgis seraya berkata, "Saya sudah berjanji ama bapak Ibra untuk menjaga Kale dan ibu."

Mendengarnya membuat Abella memutar matanya jengah. "Ah dasar Ibra! Lelaki itu memang sensitif. Yaudah beresin ya, mbak. Mumpung Kale belum keluar." Keluh Abella seraya melanjutkan merapikan tanaman bunga mawar di pekarangan rumahnya.

Abella menyibukkan dengan tanaman bunga, ia selalu melakukan pada pagi, setiap hari sebelum bekerja. Namun hari ini Satria sedang diluar Jakarta, Abella memilih tidak ke perusahaan untuk menyetor muka. Setiap bos-nya sedang perjalanan dinas, Abella akan disibukkan dengan pekerjaan bos-nya yang menumpuk, sisanya dalam administrasi perusahaan yang berkaitan dengan bos dan karyawan diserahkan pada Zaki.

Jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Jarak ke sekolah Kale lumayan jauh, mengingat jam kerja orang Indonesia yang begitu karet. Beruntungnya perusahaan Ibra tidak menoleransi orang yang terlambat dengan alasan apapun kecuali karyawan sudah memberitahukan awal. Memang tidak ada yang tahu esoknya seperti apa, tapi tidak ada salahnya membuat perkiraan.

Tidak mudah masuk ke perusahaan terkenal yang kerap tampil di media dengan seleksi yang begitu ketat. Itulah alasan mengapa Abella enggan keluar dari perusahaan hanya karena masalah sepele seperti terkejut ketika orang yang memimpinkan perusahaan adalah orang yang pernah menjadi bagian masa lalunya.

"Kak Abella!"

Mendengar ada yang memanggil namanya membuat Abella melenggokkan wajahnya, ia tahu itu suara Kikan. Abella sudah berjanji dengan Kikan setelah mengantarkan Kale ke sekolah, ia dan Kikan ingin menghabiskan waktu untuk "me time".

"Aku di dapur!" Seru Abella.

Tak lama Kale telah mengenakkan seragam sekolah swasta terbaik di Jakarta. Sementara Lely menenteng tas sekolah Kale, mereka melangkah turun menuju meja makan. Beruntungnya Abella telah menyelesaikan masakan sarapan untuk mereka berempat.

"Onty Ikan!" Seru Kale mendapati Kikan berada disatu rumah.

"Oh Hai, ada bocah kecil disini!" Ejek Kikan seraya mengulas senyum miring.

Rose Petals [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang