31 Betelgeuse Star

409 28 0
                                    

Don't forget press button star ⭐ at left bottom if you like this

"Ini ambil saja kembaliannya pak!" Kata Abella seraya membuka pagar, menghela napas lega mendapatkan sedan Satria yang tepat didepan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini ambil saja kembaliannya pak!" Kata Abella seraya membuka pagar, menghela napas lega mendapatkan sedan Satria yang tepat didepan rumah.

Beginilah Abella menikah dengan lelaki yang lebih muda dari dirinya. Namun disini kebanyakan Satria yang terus mengalah dan handal menjadi suami sekaligus kepala rumah tangga. Abella benar-benar nyaman dengan Satria.

Abella tersentak ketika mendengar suara pecahan dan bantingan yang ia sendiri tak bisa berspekulasi. Dada Abella sesak ketika mendapati keberadaan Satria yang terlihat tak baik-baik saja di ruang keluarga.

Abella bergegas menghampiri Satria yang ingin melemparkan guci, ia memeluk tubuh Satria.

Abella terisak sekaligus sesak mendapati pria yang ia cintai disakiti. Deru napas Satria yang tersengal perlahan tenang, tahu bahwa Abella masih saja memeluk tubuhnya.

Satria tak kuasa meneteskan air mata, ia juga lelah.. Butuh perjuangan untuk mendapatkan Abella kembali ke dalam dekapannya walau harus dengan cara licik. Satria membutuhkan Abella yang terus berada disisinya, walau wanita ini terus pergi, meninggalkan dirinya sendiri.

Abella enggan bersuara, memilih mengelus punggung Satria. Sejenak mereka menikmati kebersamaan yang sudah dua tahun ia lalui.

"Tidakkah kamu jenuh denganku, Abella?" Tanya Satria yang menatap Abella dengan pandangan kosong.

Abella termangu, menatap kedua mata Satria yang sulit ia pahami. "A-apa maksudmu?"

Satria mengulas senyum seraya membelai sisi wajah istrinya. Ia ingin sekali mengecup bibir ranum istrinya namun Satria menahan diri.

"Mari kita bercerai Abella.."

Sejenak tak ada suara, Abella tenggelam dalam keterkejutan sekaligus tak percaya. Abella ingin sekali tertawa, pernikahan baru saja berjalan dua tahun, itu belum terlalu lama walau ia akui cukup menjenuhkan.

Abella terkekeh, menatap Satria yang terdiam dengan pandangan yang ia sulit pahami.

"Sudah menyerah, heh?" Ujar Abella sinis.

Satria bisa melihat Abella yang dulu. Angkuh dan senang mengintimidasi orang, membuat orang-orang tak bisa berkutik.

Satria memilih diam, ia sudah memahami tingkah Abella dan bagaimana cara menghadapinya. Sebelum Abella sendiri yang memerintahkan dirinya. Sementara jemari Abella mengepal erat, ia ingin sekali memaki hidupnya yang tidak berjalan sesuai keinginan.

Abella menepiskan air mata yang telah membasahi wajahnya. Abella menghela napas seraya bangkit dengan susah payah karena dress yang panjang semata kaki.

"Jawab Satria!"

Satria menghembuskan napasnya lelah. "Aku tidak punya pilihan lain, seperti yang kamu katakan aku mandul! Apa yang bisa aku berikan ke kamu, hah?!"

Rose Petals [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang