24 Binalnya Abella

1.1K 30 0
                                    

Warning! 🔞

Don't forget press button star ⭐ at left bottom if you like this

Don't forget press button star ⭐ at left bottom if you like this

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Astaga!"

"Dari mana saja kamu, Abella?"

Abella terkesiap mendapati suara Satria yang begitu rendah tepatnya berada diujung tengah ranjang dengan pakaian kerja yang terlihat berantakan namun tanpa meninggalkan kesan seksi dimatanya.

"Aku.. Uhm... A-aku ke rumah Fanny. Hm main! Iya, main sama Hart dan Isabel." Ujar Abella seraya menatap Satria dengan kerjapan matanya.

Satria mengangguk, pria itu melangkah mendekati Abella namun lagi-lagi ia mencium aroma alkohol dan parfum maskulinitas.

"Apa ini?" Tanya Satria menatap tajam pada Abella.

"Ah?" Tanya balik Abella seraya menaikkan kedua alisnya tak paham.

"Ke rumah Fanny, kenapa aku mencium aroma laki-laki dan alkohol?"

Abella terdiam. Enggan mengeluarkan suara seraya memainkan jemarinya. Lagi-lagi tatapan intimidasi Satria membuat Abella refleks meneguk saliva tercekat.

"A-aku aku minum wine dengan Fanny dan Fendi, ada sepupunya juga, iya beneran kok. Ngomong-ngomong kamu sampai jam berapa ke sini? Kenapa tidak mengabariku, Beny?" Cecar Abella menatap Satria.

Satria memijat keningnya seraya menghela napas. "Ponselku terjatuh ulah Hana. Lalu aku meninggalkannya lagi, gak mengurus ponsel itu. Jadi aku minjam ponsel punyanya Pak Danu."

Abella mengangguk, merasa tak suka dengan eksistensi Hana agar terlihat dimata Satria. "Emangnya ada gerangan apa wanita itu bisa ada satu tempat denganmu? Aneh banget kalo bisa dibilang kebetulan."

"Aku tidak tahu dan tidak perduli." Ujar Satria lesu seraya mendekap Abella, menghirup aroma mawar yang menempel ditubuh istrinya. Aroma Abella membuat pikiran Satria tenang.

"Aku rindu kamu. Maafin aku." Imbuh Satria seraya memberikan beberapa kecupan ditubuh istrinya.

Abella mengerang tidak ingin mencercanya, jadi ia mendekap tubuh Satria dengan sedikit jinjit, mengingat suaminya lebih tinggi darinya.

"It's okay. I'm too. Ngomong-ngomong kamu sudah makan belum, Beny?"

Abella melepaskan pelukan membuat Satria mengerang kecewa alih-alih dia menangkup wajah istrinya, memberi beberapa kecupan dibibirnya. "Sudah. Babe, aku mau mandi, tolong dong."

Rose Petals [ COMPLETED ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang