Jam setengah 8 Bimo sampai dan memarkirkan mobilnya dengan sempurna di parkiran apartement milik Dhita. Ia menghela nafasnya sembari ia menunggu Dhita. Handphonenya bergetar tanda pesan masuk, dan ternyata pesan masuk dari Dhita.
Faradhita. Udah nyampe ?
Bimo Ghaufari. Baru nyampe. Kenapa ?
Faradhita. naik aja ke apart. Gue masih sekitar 15 menit lagi. Biasa urusan cewek. Lantai 6 nomor 601 ya
Bimo Ghaufari Iya, gue keatas
Dhita membuka pintunya ketika mendengar bel apartemennya berbunyi. Telihat Bimo mengunakan kemeja putih lalu dengan jas hitam dan celana hitam. Dhita mempersilahkan Bimo masuk dan menyuruh Bimo untuk menuju meja makannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Sorry gue musti gosok baju dulu semalem ketiduran. Kalo mau bikin kopi, bikin aja. Masih inget kan tempatnya ?"
Bimo terdiam begitupun Dhita. Keduanya kaget dengan perkataan Dhita barusan. Mana mungkin Bimo lupa bahwa tempat ini selalu menjadi pelarian Bimo jika berantem dengan Ayahnya ? Sudah pasti ia masih inget.
"Aah, sorry mungkin lo ga inget. Disin-"
"Disini kan ?" Bimo melangkah menuju tempat kopi di sudut dapur. "Tenang gue masih inget kok. Yaudah gosok lagi bajunya sana. Masih ada satu jam sebelum acara mulai"
Dhita mengangguk mengerti lalu meninggalkan Bimo yang masih menyeduh kopinya. Bimo menyesap kopinya perlahan sembari menatap sekeliling apartemen Dhita.
Susuannya masih sama, hanya ada beberapa yang dibah sedikit oleh Dhita. Ia melihat di sudut dekat TV ada beberapa pigura yang berisikan foto Dhita ketika wisuda, Dhita ketika sidang, bahkan foto Dhita ketika SMA pun ada.
Bimo tersenyum melihat foto Dhita ketika SMA, ia teringat dulu senyum itu yang selalu ia lihat setiap harinya ketika SMA. Tak lama Dhita keluar sudah rapi dan siap untuk berangkat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.