sembilan.

315 48 17
                                    

Dhita merenganggakan tangannya sesekali menggerakan lehernya ke kanan dan ke kiri. Ia melirik ke arah jendela yang menampakan warna langit menjadi senja. Saat Akreditasi berarti dirinya akan pulang di atas jam 7 malam.

Ia melirik Ira yang masih menyusun beberapa berkas dokter yang baru sja di lengkapi. Mbak Tyas sedang mengurus berkas perawat dan Mas Dio yang rapat dewan semua ketua progja.

Bimo ? Dhita memilih untuk tidak menanyakan kemana lelaki tersebut. Mungkin lagi jaga atau menemani visit bersama dokter spesialis.

"Nih Ta.." kata Mbak Tyas menyerahkan setumpuk berkas kepada Dhita.

"Alhamdulillah mbaaa adaa!" Pekik Dhita sekaligus lega karena ada satu berkas penting yang terselip dan untungnya ketemu.

"Kalo ilang bisa abis gue sama Bu Maya" ucap Dhita menyebutkan salah satu atasan dari divis lain. Buru-buru ia bersama Ira pergi ke bagian rekam medis yang ada mesin fotocopynya lalu mengcopy berkas tersebut dan memasukannya ke file kabinet. Pintu ruang PSDM terbuka dan tampak Bimo beserta Rama.

"Maaf mba aku baru kesini, tadi igd rame banget" ucap Bimo seraya meletakan tasnya di dekat jendela.

"Iya gak papa Bim, istirahat dulu aja baru lanjutin lagi. Muka lo juga capek banget" ujar mba Tyas yang dibalas senyum oleh Bimo.

"Lho Dhita kemana mba ?" Tanya Rama yang mewakili pertanyaan Bimo yang belum sempat dia tanyakan.

"Ke rekam medis moto copy, kok. Btw Bim, sini deh" mba Tyas memanggil Bimo agar mendekat ke kubikel meja kerja milik Dhita.

"Gue baru ngeh sih kemarin tapi kalo nanya dia pasti sensi hahaha. Ini elo kan yang di samping Dhita ? Yang ngerangkul ?"

Bimo mengambil pigura foto yang ada di meja Dhita. Foto ketika mereka kelas 12 awal. Ada dirinya, Dhita, Mina, dan sahabat-sahabat mereka lainnya. Senyum di bibir Bimo melengkung tipis mengingat dulu Dhita menarik paksa dirinya untuk ikut berfoto bersama sahabat-sahabat Dhita.

"Kalian dulu deket banget ya ?" Tanya Mba Tyas ketika melihat senyum di bibir Bimo.

"Dhita tuh udah kayak adek gue sendiri Bim, semua keluh kesah dia selalu cerita sama gue. Termasuk kisah cintanya di SMA. Lo tau ga sih Bim mantannya dia siapa ? Rasanya mau gue dudukin mau gue bego-begoin. Masa ngebet banget ngejar ptn sampe di putusin kayak gitu ?! Udah gitu gak ada rasa berslah minta maaf kek, apa kek, trus gitu ya-"

"Mba Tyas..."

"Tunggu dulu Bim, Ram, gue belum kelar. Udah gitu tuh cowoknya pas keterima ptn diem-diem aja. Gue berharapnya mah dia kagak keterima biar tau rasa"

Bimo menelan ludahnya ketika mendengar penjelasan Mba Tyas. Tanpa mereka bertiga sadari, ternyata Dhita sudah masuk dan mendengar pembicaraan mereka.

"Mba Tyas...." panggil Dhita pelan

"Heheh ampun Dhit, gue kan penasaran siapa tau si Bimo tau mantan lo siapa. Karena kan liat foto ini si Bimo deket banget sama lo"

Dhita menarik foto yang ada di tangan Bimo dan menaruhnya di laci kerja. Rama menahan tawanya ketika melihay Mba Tyas, Dhita dan Bimo. Karena Rama udah tau siapa mantannya Dhita dan ingin sekali bisikin ke mba Tyas gini

"mbak Yas itu di depan lo itu matannya si Dhita, si Bimo Mantannya!!"

Serasa tidak mendapat jawaban dari Bimo, akhirnya Tyas mengakhiri sesi tanya jawab nya dengan Bimo. Dhita kembali membereskan berkas sekaligus mengecek apa saja yang belum lengkap. Bimo membantu mengecek beberapa berkas bersmaa Dhita. Tanpa sengaja tangan keduanya saling bersentuhan.

first. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang