Dio bingung melihat dhita yang tiba-tiba masuk ruangan langsung duduk di bawah meja kerjanya. Begitupun dengan mba tyas yang berhenti makan sebentar melihat kelakuan teman kerjanya ini
"Lo kenapa ?" Tanya mbak tyas kepada dhita.
"Pokoknya mba, kalo ada urusan ke igd lo yang jalan ya. Jangan gue plis"
Mbak tyas melirik ke arah mas dio terheran - heran. Tak lama dhita bangun dan duduk di mejanya. Baru saja ia menyalakan komputernya dhita teringat sesuatu.
Berkas dan handphonenya tertinggal di ugd.
"Mampus gue...." pekik dhita tertahan. Dhita segera mengambil telfon dan menelefon ugd.
"Halo selamat siang ugd dengan dr. Rama"
"Rama ini dhita, ada hape sama berkas gue gak disanaa ?"
"Hape ? Ah haaaa ada niih tapi udah di bawain ke hrd"
Dhita menghela nafasnya "syukur deh, sama mina ya ?"
"Yoi, dah ya gue ada pasien lagi"
Dhita menutup teleponnya lalu kembali ke mejanya. Hampir 15 menit tapi mina belum juga ke hrd.
"Dhit ke yanmed dong, ambilin berkas dokter baru. Mau dibuat SIP nih" suruh mbak tyas yang sudah selesai makan lalu merapikan berkas-berkas dokter yang sudah ia fotocopy.
Dhita mengangguk setuju lalu ia bergegas ke yanmed. Sempat bilang ke mba tyas kalo mina anter handphonenya suruh saja taro di meja kerjanya.
Takdir memang selucu itu. Sesampainya di yanmed, dhita menelan ludahnya terdiam karena bimo kini tengah mengobrol dengan dr. Fatin dan dr. Heni.
"Ah kamu nanti bareng dhita aja, dhita tau kok ruang keuangan dimana. Dhitaaa bisa anter dr.bimo ke keuangan ?" Kata dr. Fatin ketika melihat dhita yang masuk ke ruangan yanmed.
"Bisa dok. Oh iya dok saya mau ambil berkas dokter baru yang mau dibuatin SIPnya"
dr. Fatin memberikan beberapa dokumen kepada dhita dan tersenyum "secepatnya ya dhitaa. Titip buat tyas" dhita mengangguk mengerti lalu kembali menghampiri bimo yang masih bersama dr. Heni.
"Sudah dhit ? Nah minta tolong anterin ya dhita"
Keduanya berpamitan lalu meninggalkan ruangan yanmed penuh diam. Bimo membenarkam kacamatanya sesekali melirik kearah perempuan disampingnya.
"Nih hape lo"
Dhita langsung berhenti ketika bimo memberikan handphonenya "makasih, kok di elu ? Bukan di mina ?"
"Iya tadi sama mina tapi dia di panggil sama dr. Alya jadinya dia nitip ke gue"
Keduanya memasuki lift untuk menuju lantai 5. Dhita sengaja menjaga jarak dari Bimo saat ini. Diam-diam shilla melirik kearah bimo yang tatapannya masih lurus kedepan.
"Apa kabar ?" Kini suara Bimo yang memecah keheningan di antara keduanya.
"Ah baik. Lo sendiri ?"
"Baik. Seperti yang lo liat sekarang"
Keduanya saling terdiam satu sama lain. Dhita menggerutukin lamanya lift ini menuju lantai 5. Untungnya ketika di lantai 3 ada perawat yang Dhita kenal dan dhita memutuskan untuk mengobrol dengan perawat tersebut.
Sesampainya di lantai 5, dhita berpisah dengan perawat itu dan berjalan menuju ruang keuangan. Bimo masih mengikuti Dhita dari belakang. Tiba-tiba badan Dhita oleng dan hampir jatuh namun untungnya dengan cepat Bimo menahan Dhita dari belakang.

KAMU SEDANG MEMBACA
first.
Ficțiune adolescențiDulu mereka bersama, namun karena ego kini mereka berpisah. wonwoo x sana alternatif universe