10. UTARA!!

25 11 129
                                    

Assalamuallaikum warrohmatulloh...

Tidak bosan saya menanyakan kabar kalian, APA KABAR?...

Ke pasar membeli ikan
Lihat shinchan di toko kaca
Hanya sekedar mengingatkan
Jangan bosan untuk membaca

Happy reading🌿

* * *

"Jangan grogi gitu ahh" Zio tersenyum kepada Aleena "gue gak gigit kok" tambahnya.

"I..Ini kak, tempat pendaftaran dimana ya" Aleena mulai memberanikan diri.

"Tadinya sih di Utara, tapi sekarang pindah ke Selatan" masih dengan senyum yang menenangkan.

"Kenapa gitu?" Aleena tampak penasaran.

"Ya soalnya, perasaan gue ke lo gak bisa di Utarakan".

Gila!! Makhluk apa yang ada dihadapan Aleena. Mukanya tembok, gak tau malu. Bisanya membuat anak orang Baper, senyum-senyum gak jelas.

Tapi tidak dengan Aleena, ia mencoba untuk tidak tersenyum. Dirinya harus sedikit jual mahal, supaya tidak terkesan murahan dan kegatelan.

"Yaudah makasih kak".

Aleena balik kanan, kemudian bubar jalan menyusul sang paman dengan perasaan tidak karuan. Langkahnya menuntun ia menuju koridor, berharap orang yang ditinggalkan masih ada disana.

***

Kemana tuhh orang? Aleena terus mencari. Setiap ruangan ia buka, tapi hasilnya nihil, tidak ada tanda-tanda om Rudi di galaksi Bima Sakti.

"Ahh pasti paman masang pancingan" tebak Aleena "berharap ada ikan cupang yang melahap mata kailnya" masih dengan pemikiran liarnya.

Aleena pun tak habis akal, satu persatu orang yang berkamuflase dengan make up ia tanya. Ciri-ciri fisik pamannya ia deskripsikan secara rinci, dan hal itu mendapatkan berbagai tanggapan, dari mulai histeris sampai biasa saja.

"WAH KAYAKNYA GANTENG".

"UDAH PUNYA ISTRI BELUM?".

"DENGER CIRI-CIRINYA SAJA, RAHIMKU TERASA HANGAT!!".

"AAA... MAMAH, NENENG MAU NIKAH LAGI".

"OH TERNYATA MONYET BRENGSEK ITU, INI PEMILIKNYA".

Aleena sedikit terkejut dengan tanggapan yang terakhir. Ia merasa kecewa dan tak terima, secara pamannya tidak memiliki kemiripan dengan monyet, justru lebih sedikit mirip gorila.

Sama saja Aleena, lo ngejelekin paman sendiri. Tapi ya gimana lagi, emang gitu Aleena terhadap pamannya.

"Kenapa di panggil monyet Bu?" Mencoba mencari penjelasan.

"Jangan panggil saya Bu, panggil Tante!" Seraya mengibas-ngibaskan kipas lipat yang ia tenteng di lengan kanan.

"I ... Iya tante" jawab Aleena sedikit ketakutan dengan orang dihadapannya.

From Bandung (Dear Sukabumi) [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang