Gadis itu tengah mengayuh sepeda di hari yang cukup cerah, membiarkan angin pagi memainkan rambutnya yang tergerai bersamaan dengan ayuhan yang ia buat.
Keranjang yang di penuhi oleh bunga pesanan membuat udara sekitar terasa sangat harum, dan tanpa ia sadari ponselnya berbunyi
Jaehyun is calling..
Hera sangat kesal tiap kali ingat perkataan kakeknya, bahwa ia harus menyimpan nomor Jaehyun, pria itu selalu menelfon Hera tidak tahu waktu seperti sekarang pria itu masih terus menelfon, bahkan setelah Hera mengantar semua bunga pesanan.
Bukanya menjawab panggilan dari sang tunangan gadis itu justru berhenti di tengah jalan, melihat seorang nenek yang terlihat kesusahan membawa setumpuk rongsokan. Herapun menghampiri nenek itu, menawarkan bantuan tanpa adanya penolakan, dan ya sekarang ia sedang mengantar nenek tua itu ke rumahnya.
Disisi lain Jaehyun yang sedari tadi mengikuti kemana arah gadis itu pergi, tampak terkesan dari dalam mobil, dia bergeming.
Kenapa dia murah senyum tapi tidak padaku?
Tok! Tok!
Pria itu tersentak, ketukan di kaca mobil membuatnya sadar dari lamunannya.
"Ngapain disini?"
Jaehyun menekan tombol agar kaca mobilnya terbuka turun, melihatkan wajah dingin Hera. Seingat Jaehyun sedetik yang lalu gadis itu masih di depan rumah nenek tua dan tersenyum ramah.
"Ngapain disini?" tanya Hera lagi
"Masuk." perintah Jaehyun, menyuruh gadis itu masuk ke mobilnya.
"Ngapain?"
"Temenin saya."
Apa?!
"Makan, saya belum sarapan. Dirumah nggak ada yang masak."
"Aku naik sepeda, ketemu di toko." balas Hera datar, meninggalkan Jaehyun yang mematung karena pertama kali perintahnya di tolak.
Jaehyun mengejar Hera yang sedang berjalan ke arah sepedanya, menarik tangan gadis itu agar badannya berbalik.
"Naik mobil aja, sepeda kamu diantar sama anak buah saya."
"Naik sepeda."
"Pokoknya naik mobil!"
"Naik sepeda!"
"Yasudah kita naik sepeda!" teriak Jaehyun menarik Hera menuju sepedanya.
Eh? Serius?
Jaehyun langsung mengambil alih sepeda, "Ayo saya sudah lapar."
Hera masih bengong, lalu Jaehyun menariknya duduk di kursi belakang dan langsung mengayuh tanpa aba-aba.
Wush~
"Ehh Pak pelan-pelan!"
"Panggil saya bapak lagi, saya cium ka-"
"Iya iyaa enggak panggil bapak, pelan-pelan makanya."
Saat itu juga Hera langsung teringat hari dimana Jaehyun menciumnya, di depan kakek dan nenek,
Astaga kenapa dirinya jadi gugup setiap ingat kejadian itu?
"Kalau pelan kapan sampainya? Saya sudah lapar."
"Ya tapi ga usah ngebut juga.. Nanti jatoh!"
"Pegangan makanya."
"Modus!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Disaster | Jung Jaehyun
Fanfiction[WAJIB MENGHARGAI KARYA PENULIS!] Kim Hera Watson seorang gadis dengan pribadi dingin dari London. Hidupnya berubah drastis semenjak mengenal pria hangat bernama Jung Jaehyun. Dengan sifat dingin Hera akankah Jaehyun tetap berada di sisinya? Siapa y...