0.2

288 15 1
                                    

Sudah tiga hari Hera bekerja di JH Company, ia bersyukur karena karyawan lain sangat ramah padanya, ia jadi merasa tidak enak dengan rencananya untuk mengundurkan diri hanya karena satu orang tidak punya sopan santun, ya si boss itu.

Hera juga tidak mau bekerja di perusahaan kakek, ia tentu harus bersaing dengan 5 kakak sepupunya yang bekerja disana. Mereka semua laki-laki jadi harus berusaha membuktikan diri mereka layak sebagai penerus kakek.

Urungkan rencana untuk berhenti kerja, ia hanya cukup tidak memperdulikan sikap bossnya saja. Seperti beberapa waktu yang lalu, setelah menyelesaikan tugas kebanyakan karyawan lain mencuri kesempatan untuk mengumpulkan saat Jaehyun ada di ruangan, sekaligus tebar pesona. Sedangkan Hera, ia akan mengumpulkan saat Jaehyun tidak ada di ruangan atau mengumpulkan tanpa berinteraksi, menempelkan note bertulisan tugasnya sudah selesai.

"Hera, kita duluan ya." ucap beberapa karyawan secara bergantian, mereka akan pulang.

"Hati-hati." balas Hera melambaikan tanganya.

Saat sedang merapikan dokumen sebelum pulang, Hera terkejut karena Jaehyun tiba-tiba ada di depan mejanya.

"Bisa bicara sebentar?" tanyanya

"Oh, bisa Pak."

Tak lupa mengambil tas, Hera mengikuti Jaehyun masuk ke ruangannya. Entah apa yang ingin dibicarakan, teguran mungkin karena sikap Hera saat bekerja.

"Saya minta maaf karena sebelumnya sudah nabrak kamu."

"Hah?" pikiran Hera salah, ia mengira akan di tegur, ternyata dia bicara untuk minta maaf.

"Saya sedang emosi karena pekerjaan karyawan tidak memuaskan, jadi saya tidak sengaja melampiaskan waktu itu."

Hera masih diam mendengarkan Jaehyun yang terduduk tegak di depannya, di sofa dalam ruangan.

"Saya merasa tidak enak karena hasil kerja kamu yang bagus, jadi saya minta maaf untuk hari itu."

"Saya juga minta maaf pak, karena menghindari bapak."

"Baiklah, kita sama-sama memaafkan saja."

Hera membalas dengan anggukan dan sedikit senyum disana.

"Rumah kamu dimana? Mau bareng?" tawar Jaehyun.

"Nggak usah pak, saya bawa mobil." tolak Hera dengan halus.

"Baiklah silahkan pulang."

"Selamat sore pak." ucap Hera sebagai akhir dari obrolan mereka.

***

"Non Hera? Beneran pindah sini?" tanya salah satu pegawai toko bunga milik Hera.

"Iya mba, jadi aku bakal sering-sering mampir sini." balas Hera dengan senyum hangatnya.

"Syukur deh, ini mau apa? Mau berkebun?"

"Nggak mba, aku mau liat bunga aja." meskipun Hera adalah pemilik toko namun ia tetap ramah kepada pegawainya, itu yang membuat Hera sangat dihormati.

"Saya bikinin minun dulu ya non." kata Bu Risa, pegawai pertama Hera. Bertemu setelah dua hari buka toko, Bu Risa membutuhkan penghasilan untuk biaya sekolah anaknya, dan Hera tentu menerimanya.

"Aduh bu, nggak usah repot." Hera berusaha menolak namun nihil, Bu Risa tetap kekuh akan membuatkan minuman.

Setelah berkeliling cukup lama, Hera menatap sebuah mobil yang sedari tadi ia rasa sudah berada di sebrang Eufloria, setidaknya sudah 10 menit mobil itu disana. Karena toko milik Hera dibuat seperti rumah kaca jadi bisa terlihat dari dalam maupun luar.

Sweet Disaster | Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang