Gimana kabar kalian?
Semoga sehat selalu..
Mata Hera mengerjap perlahan, menemukan dirinya berada di ruangan serba putih dengan bau alkohol. Tangan mungilnya yang mulai bergerak perlahan membuat orang di sampingnya mengulas senyuman.
"Kamu sudah sadar sayang? Sebentar nenek panggil dokter."
Tak berselang lama seorang pria dengan jas dokter menghampiri Hera, mengecek tanda-tanda vital dan memeriksa keadaan Hera kemudian tersenyum kecil setelahnya.
"Tanda-tanda vital sudah normal ya Hera-ssi. Mungkin kamu akan merasakan sedikit perih dibagian leher karna cekikan tapi semua akan membaik kalua kamu tidak lupa minum obatnya."
Hera menggangguk sebagai jawabannya, masih enggan untuk berbicara karena rasa perih di lehernya.
"Terima kasih, Dok." kata Kakek.
Hera merasa pusing, ia ingat sebelum kembali pingsan, sosok yang menyelamatkan dirinya adalah Jaehyun. Tapi dimana dia sekarang?
"Jaehyun mana?" tanya Hera kepada kakek dan neneknya.
***
Suara mesin pendeteksi detak jantung dengan konstan berbunyi. Menarik perhatian telinga Hera saat memasuki ruangan.
Hera terpaku untuk kesekian kalinya, meskipun ia sudah pernah memasuki ruangan ini sebelumnya tapi tetap saja. Rasa sakitnya masih sama seperti pertama kalinya ia memasuki ruangan ini. Memandang sosok yang tertidur lelap dengan infus ditangan, berbaring di ranjang rumah sakit dengan luka di seluruh tubuhnya.
Jaehyun, dia terluka parah. Dan sekarang dia koma. Hanya itu yang dikatakan dokter pada Hera.
"Temani Jaehyun ya sayang," Sela bangkit dari kursinya. Lalu menarik tangan Hera untuk menggantikannya menemani Jaehyun. Sela tersenyum sambil mengusap lembut kepala Hera, kemudian keluar dari sana.
Hera menghapus air matanya, sudah tiga hari Jaehyun belum sadarkan diri. Berbeda dengan dirinya, Bambam dan Yugyeom yang sudah di bolehkan pulang dalam waktu tiga hari.
Hera menatap wajah Jaehyun.
"Sampai kapan kamu mau tidur kayak gini, Jae?" ucap Hera dengan lirih lalu menggenggam tangan Jaehyun.
Hera ingin Jaehyun cepat sadar, agar ia bisa bertanya bagaimana bisa ini terjadi? bagaimana bisa dia mendapat semua luka ini? Hera ingin bertanya tentang keadaannya, dan berharap pria itu menjawab aku tidak apa, buktinya aku sudah sadar sekarang. Hera ingin mencurahkan semua kekhawatirannya pada Jaehyun. Hera ingin dia cepat membuka matanya, Hera ingin meluruskan mengenaik pertengkaran mereka.
Hera ingin semua itu. Ingin sekali.
***
Dua hari sudah berlalu dan Jaehyun masih menutup matanya, belum ada pergerakan sedikitpun darinya. Tetapi Hera masih setia menemani sampai sekarang. Pagi siang malamnya ia habiskan untuk duduk menemani Jaehyun, seperti sekarang ini.
Hera merebahkan diri di ranjang dengan menggunakan tangan Jaehyun sebagai sandarannya. Membiarkan air matanya jatuh di ranjang, berharap suatu keajaiban datang padanya. Maka ia tidak akan menyia-nyiakan keajaiban itu.
Hera yang hampir tertidur sebelum merasakan suatu pergerakan, kepalanya di usap halus. Jaehyun kah? Sontak dirinya bangun dengan sigap.
"Jae-hyun?" matanya yang berbinar, dan seulas senyum yang Hera tampakan sedetik yang lalu kini pudar. Hera menghela nafas kasar, matanya kembali berair untuk yang kesekian kalinya. Jaehyun masih di posisi sebelumnya. Dia belum sadar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Disaster | Jung Jaehyun
Fanfic[WAJIB MENGHARGAI KARYA PENULIS!] Kim Hera Watson seorang gadis dengan pribadi dingin dari London. Hidupnya berubah drastis semenjak mengenal pria hangat bernama Jung Jaehyun. Dengan sifat dingin Hera akankah Jaehyun tetap berada di sisinya? Siapa y...