Selamat membaca
"Tante?!.. Jaehyun tante," Hera berteriak memanggil Sela dari dalam bersamaan dengan isakannya.
Sela yang mendengar teriakan Hera langsung masuk ke dalam ruangan, tak lupa menekan tombol darurat agar dokter segera datang. Setelah itu dokter dan tiga suster pendampingnya datang dengan cepat dan langsung menangani Jaehyun. Suster yang ada di sana dengan sigap menarik mundur Hera dan Sela agar tidak mengganggu aktivitas dokter.
Tut! Tut!-Tut! Tut!
"Detak jantung melemah dokter!" ucap salah satu suster.
"Lakukan CPR!" pinta Sang dokter.
"Baik."
"Tolong selamatkan anak saya dok.." Sela menangis sembari memohon-mohon kepada dokter.
"Kami akan berusaha semaksimal mungkin bu, silahkan tunggu di luar," suster yang lainpun mengantar Hera dan Sela keluar. Ternyata di luar sudah ada Yunho, Yugyeom, Bambam, kakek dan nenek.
Hera berbalik memandang pintu ruangan yang mulai tertutup. Air matanya tak pernah berhenti mengalir, tangannya yang bergetar menekan pintu ruangan. Semua yang ada di sana bisa merasakan kesedihan yang Hera rasakan.
Kesedihan itu sangat dalam dan menyakitkan.
Adakah doa permohonan yang pasti akan dikabulkan oleh Tuhan? Karena Hera ingin sekali mengucapkannya. Adakah sebuah kata yang harus Hera ucapkan agar satu permohonannya terkabulkan? Hera ingin memohon. Agar Jaehyun selamat. Hanya itu.
***
Setelah menunggu sekiranya 30 menit, dokter keluar dan mengabarkan bahwa detak jantung Jaehyun kembali normal namun dia masih koma. Dokter juga mengatakan bahwa detak jantung yang tiba-tiba turun atau naik cukup wajar di saat pasien mengalami koma. Bisa juga memberi tanda adanya sesuatu dari alam bawah sadarnya yang memicu naik turunnya detak jantung. Karena meskipun seseorang mengalami koma, pasien tetap bisa mendengar perkataan dan merasakan kehadiran seseorang.
"Ini salah aku tan, harusnya aku nggak ninggalin Jaehyun tadi." ucap Hera lalu duduk di kursi dekat ranjang Jaehyun. "Kalau aku nggak ninggalin Jaehyun tadi, mungkin dia masih baik-baik aja sekarang."
Sela menghampiri Hera, mengelus pundak gadis itu, "Ini bukan salah siapa-siapa sayang, sudah jangan menyalahkan diri."
"Tapi tetep aja tan," volume suara Hera mengecil, pandangan yang awalnya di berikan untuk Sela kini sudah beralih ke sosok yang sedang tertidur di ranjang.
"Jaehyun udah kembali normal sayang, ayo sekarang makan." ajak Sela.
"Aku nggak mau ninggalin Jaehyun lagi tan,"
"Hera, kamu juga harus makan." sahut nenek.
"Aku nggak lapar nek,"
"Hera?" panggil kakek, wajahnya cemas mengetahui Hera yang belum makan.
Hera hanya diam. Tidak menanggapi panggilan kakeknya. Susah rasanya menolak perkataan kakek dan neneknya.
"Sudah-sudahh jangan berantem," lerai Bambam sembari berdiri. Padahal tidak ada yang sedang bertengkar. "Aku tahu Hera pasti belum makan, makanya aku ke sini bawa makanan buat Hera."
Kakek dan nenek yang mendengar perkataan Bambam menghela nafas lega, "Ayo makan sayang." pinta nenek.
"Iya nek, nanti aku makan."
"Makan sekarang Hera, ayo bareng. Kita juga belum makan." sahut Yugyeom. Hera bersyukur Yugyeom sudah kembali seperti dulu, dia sudah bisa menerima keputusan Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet Disaster | Jung Jaehyun
Fiksi Penggemar[WAJIB MENGHARGAI KARYA PENULIS!] Kim Hera Watson seorang gadis dengan pribadi dingin dari London. Hidupnya berubah drastis semenjak mengenal pria hangat bernama Jung Jaehyun. Dengan sifat dingin Hera akankah Jaehyun tetap berada di sisinya? Siapa y...